H-30
become #KepalaDua+1
Truly..
truly ullaallaaaa…
Kamis
menakutkan, akhir pekan yang terlalu dini. Dan dari 38 mahasiswa sekelasku yang
nempuh matakuliah Kewirausahaan dinyatakan tinggal 1/3 dari total seluruhnya.
Penyebabnya aalah dosen yang terlalu killer dan gamang berubah mood yang suka
men-judge nggak bener pada mahasiswanya dan seringai menghina dibarengi akhir
pekan bikin nyaris hampir semuanya Titip Absen…
Rutinitas
aneh ini serta merta tanpa perubahan dan cenderung tetap seperti ini terus dari
kemarin,, kemarin,,, dan kemarin dulu,,, its’ okay, yang jelas ntar malem nggak
latihan.
27
Maret 2014 merupakan hari yang sakral bagi gue. You know what dear?
Karena
kita merayakan Hari Teater Sedunia,
Selamat hari teater… topik tahun ini adalah
Kemanusiaan diatas Panggung. Aku yang kasih judul… hahah… kapan lagi kita akan
menyadarkan manusia-manusia lain untuk mengerti dan memahami sesamanya,
terutama kaum difable. Dan semua itu kapan lagi bakal dipentaskan. Iya kan..
iya to .. udah! Iyain aja..
Sudah
hampir lebih dari sebulan lalu, Kak Oella jadi Sutradara untuk pementasan
monolog yang dibintangi Rukesi dengan judul “Sayang Nina”. Kebetulan naskahnya
asli original buatan sang sutradara sendiri. Jadi lebih mudah untuk pengulasan
dan penggambara ceritaa dan latar epic dari jalan cerita termasuk proses sang
aktornya sendiri.
Malam
ini juga, malam jum’at yang kata orang Jawa keramat. Pementasan ini dieksekusi
dihadapan para teaterawan kampus Malang. Acara yang diselenggarakan di Dewan
Kesenian Malang pun digagas sama anak Hampa, or My beloved Ketua Umum Annajihin
Cam. Dia sebagai pelopor untuk membangkitkan semangat teman-teman teater Malang
untuk bareng-bareng bikin acara merayakan Hari Teater… Wuhuiiiii
Ada
sebuah accident di panggung yang sudah disiapkan. Setelah
pementasan perkusi anak-anak Universitas Merdeka, ada pemain biola, jimbe, alat
music tiup dari cangkang kerang, gitar, bass dkk. Tepuk tangan yang meriah dari
penonton waktu mereka turun dari panggung disambut dengan kabut beracun.
Seorang
petinggi DKM yang gue nggak tau bagian, badan njemlung rambut dua sentian dan
cenderung beruban, bapaknya berkening lebar membuka mulut diatas panggung,
didepan ratuasan mahasiswa pecinta teater dengan lantang menghina dina dan
menghujat serta merta tanpa member ampun diimbuhi kata cak,, cuk,,, pedes pula…
At
least,,, malam itu suasana kacau, mereka merasuki lingkaran yang kami dirikan
untuk bersilaturahmi. Dengan dalih meminta seorang untuk dijadikan wakil bagian
teater di kantor DKM. What the bulshit there..
Hello…
kita ini teater kampus, yang merdeka dengan caranya sendiri. Anak-anak teater
itu bukan anak-anak yang punya passion cari duit dengan acting. Not at all.
Apakah dengan adanya wakil seorang mahasiswa, mereka akan berjalan dengan jalan
yang benar?.. no dear.. not.
Kita
ini mahasiswa tingkat belajar, bukan profesionalisme yang seluruh kegiatannya
menjadi tanggung jawab untuk dipentaskan dan mendapat duit.. no capitalism
there. Kita ini mahasiswa yang jauh-jauh kemari karena berniat untuk mencari
ilmu, dengan cara berkuliah di salah satu universitas disini. Jadi, hidup kami
nggak segenapnya didedikasikan untuk berteater, tapi belajar mengubah
lingkungan dengan teater.
Kadang
terselip pertanyaan dalam hati. Apakah mereka juga pernah berfikir seperti ini
saat mereka sedang berkuliah? Bukankah passion itu ada saat mereka sudah jadi
sarjana dan bingung cari kerja? Atau berniat menambah pekerjaan? esensi kami
bukan disitu.
Seandainya
kami tercebur disana, mungkin mereka yang akan diuntungkan dengan memperoleh akses
menobok-obok rektorat kami dengan berbagai cara. Kan kami kalau mau ngadain
kegiatan tinggal buat proposal trus dikirim ke rektorat. Jatah tahunan juga
ada. Jadi tinggal minta dan nyerahin pertangung jawaban. .. udah, gitu aja. Kan
beda lagi kalau teater independent. Mereka kalau ngadain acara pasti sulit buat
dapetin dana. Musti jalan kesini,,, jalan kesana… iklan ini,, iklan itu…
semuanya demi dapat duit.
Bukankah mereka yang kapitalis?
Hey…
pikirkan bulat-bulat apa yang kau ucapkan sebelum kamu mengambil tindakan. I
believe that age can’t guarantie a mature person..
So,,
did you think that we are so Precious??? Pemuda yang mengubah bangsa… Pemuda
yang berbicara…
Yo..
yo.. yo… let’s change our world become awesome \(v,v)/
Dan
malam ini pun kami masih berdiskusi ditemani dinginnya kota Malang sampai jam 3
dini hari. Owh.. men…