biar nggak bosen, game dulu |
Siapa sih orang di dunia ini yang
nggak punya hobi? Kamu? Atau temanmu? Wah, klo mereka sampai nggak punya hobi,
pasti hidup mereka hina banget. Nggak punya sesuatu yang special yang bisa
dilakuin berkali-kali. Hobi atau kegemaran macamnya banyak banget. Ada yang
punya hobi membaca tulisan, entah novel, diktat, cerpen, blog atau tulisan di
nisan-nisan pun kadang nggak luput. Nyanyi, entah mau nyanyi tinker bell sampe
gambang suling. Kagak peduli mau suara nyaring kayak agnes monica sampe suara
tong diseret. Who knows?
Nah, me as humanista… agagaga… juga punya hobi loh. Nyanyi di karaoke
meski Cuma kebagian beberapa lagu doang, mesti dapet beberapa celotehan nggak
enak dan selalu jadi tukang penggembira.
Eh men, padahal kita itu iuran buat bayar sewanya sama -_-, geblek kannn….
makanya aku jarang karaokean bareng temen-temen. Mending gue bayar full trus
nyanyi sendirian selama dua jam sampe mengong-mengong….
Indeed, kalau mereka bawa telur
mentah atau tepung asti dilempar ke aku itu! Couse, eperibodhe tau suara eike macam burung parau. Parah… (but,
nyanyi adalah bagian dari hidup gue. Apapun itu :p)
Not
only to sing, I can do more… #gayaiklan. Baca novel nomero uno di hidupku. Sering karena khilaf, kadang awal bulan aku
main ke toko buku trus ngeberondong 3 novel sekaligus #kadang trus dua
hari udah kelar dibaca. Mau setebal al-qur’an atau kamus pun, oke-oke aja… (tapi entah kenapa al-quran pun sebulan
nggak khatam). Also to read a name on gravestone. Baca karakter orang
pun lagi tahap belajar, senang kalo bisa nerapin nih ilmu. Bisa tau sifat orang
dari cara ngomong, gerakin tangan, cara pandang, cara jalan, cara gerakin bola
mata dan cara bengkokin tubuh seseorang itu menarikkk sekaleeeee…
Nyanyi udah, baca udah, renang juga
bisa, online and kepoin orang juga rajin, nakaM
dimana-mana J, a cup of coffe, badminton,
ngatur orang apalagi. Tapi dari sekian banyak hobi, ada satu hobi yang saat ini
paling taat aku jalani. Ya, dunia perteateran. Dunia yang penuh dengan
kebohongan, gemerlap lampu, make up, dunia bebas dimana kita bisa kritik
siapapun di panggung dan penonton hanya menonton. Nggak boleh bersuara sampe
pementasan selesai. Ya… suka-suka aja, kan sebelum kita usung ke panggung
teater. Kita kaji naskah itu lebih lanjut. Tentang halaman 0. Latar belakang
penulis, konflik saat naskah di buat, dan semua hal kita diskusiin sebelum
naskah itu benar-benar berbobot untuk dipentasin ke publik.
Teater, bersandiwara… itu kan yang
orang-orang sering bilang? Padahal teater itu bukan berpura-pura, bukan
bersandiwara atau berbohong di depan publik. Tapi teater itu adalah mengangkat
sebuah tema untuk dipentaskan, dengan “Menjadi” karakter yang ada dalam naskah.
Jadi bukan berpura-pura tapi menjadi, bernafas dengan karakter yang diperankan.
Hal ini jauhhhh lebih sulit dari sekedar berpura-pura.
So,
at this week kesempatan datang padaku. Ahaha… ya, seorang mantan anak
produksiku minta tolong untuk digantikan sementara jam mengajarnya untuk ekstra
teater. Ya, just a day to practice
theater on class. No more time, I really want to trying my best. My knowledge
about theatre and devide it with student at junior high school. Ini pasti
menyenangkan sekaliiiii… sedikit rasa gugup, ekh takut juga kalau ntar ternyata
aku nggak jauh hebat dari mereka. Eheheh
Jum’at kemarin aku jemput adik
tingkatku yang juga ngajar teater. Kami berdua naik motor dengan kecenya pake
beud…. Abis masuk jam 08.05 & kita berangkat dari kosannya jam 08.52. jarak
tempuh ke sekolah itu sekitar 15 menit dengan Rpm 70km/h. wah, hari aktif pasti
jalanan penuh kendaraan, macet. Aku takut telat, ini berasa kembali ke jaman
sekolah dulu. Pufft L
Akhirnya aku sebagai juru kemudi
motor dengan gaya yang nggak kalah kece pegang setir bisa jadi pembalap sekelas
valentine rossi. Kebut sana kebut sini, lighting kanan lighting kiri, terjang
sela antar mobil, dan yang paling kece itu saat kita meliuk-liuk mendahului
kendaraan lain. And tarraaa…… kita sampai di SMPK Cor Jesu kota Malang jam
08.03. dua menit sebelum jam ekstrakurikuler sekolah dimulai.
Awalnya, aku diserahin kelas 7, si
pesut kelas 8. Karena aku nggak pernah ngajar secara resmi sebelumnya, aku
bingung mau ngapain dulu. Yang aku pikirin dan nggak ilang-ilang itu malah
jangan sampai salam seperti biasanya, we
different on religion. Hehe,,, yups, pernah ngajar teater sebelumnya, tapi
itu sekedar membagi ilmu ke adik kelas di SMA. apalagi sekarang jurusannya
Ekonomi Murni. Nggak ada metodologi pendidikan, psikologi pendidikan, dan
apalah itu. So, gimana caranya menguasai orang banyak dan membuat mereka mengerti.
Tralalal………aaaaaaaaaaaaaaaaa
Ternyata mengajar itu menyenangkan.
Kelas satu SMP itu nggak beda jauh sama anak kelas 6 SD. Kalau kelas dua SMP
itu semacam anak SD yang udah minta diperhatikan karena mereka berbeda,
berlagak sok dewasa atau ingin dianggap seperti seorang remaja. Yang jelas,,,
need extra sabar, nggak harus menuruti permintaan mereka kq. We just need to be comfort when give a
materi. So far, ngajar ekskul teater di SMPK Cor Jesu sempat bikin bingung
juga. Soalnya ada beberapa anak yang manja dan mereka minta didorong untuk
terus mau mengeksplor kemampuan mereka. Ada juga yang sibuk ngobrol dengan
temannya, ada yang pendiem, ada yang curi-curi pandang. Wah lucu pokoknya….
Seru men..
Minggunya, aku kepoin teman and
berniat bantuin ngajar teater di SD-nya. Kalau kemarin murid SMP, gimana murid
SD? Apakah seunyu dan semanja atau senakal itu? Wow… aku dapat ijin.
Berangkatlah kita tadi pagi ke SD Islam Plus Al Kautsar. Nggak beda sama Cor
Jesu, sama-sama sekolah elite yang mungkin bawaannya dimanjain dari rumah.
Hmmm… murid SD? Gimana cara ngatur dan ngajarin mereka ya?
latihan tiru gerakan orang pertama |
Ternyata, murid SD itu moody bangetssss… jadi, guru harus
ekstra aktif dan kreatif ngasih materi. Mereka pun kalau nggak suka juga bilang
nggak, mintanya main terus. Ya permainan-permainan dan meditasi. Lak ngene terus aku lak yo gag sido ngajar,
lha njaluke main game terus i. yang ini need ekstra perhatian. Jadi pernah
semisal gini, anaknya males dan selalu bilang “Kak Capek, akh bosen kak kalo
gitu terus”. Dan kita musti jawab gini “apa meisya sayang? Ah, masak gini
capek. Yang semangat ya sayang. Jangan sering bilang tidak bisa, ntar jadi
motivasi kamu buat nggak bisa sebelum kamu coba. Ayo… ayo… dicoba lagi, kakak
ajarin sini”. Blee… klo begini terus bisa berbusa nih mulut, nggak cocok untuk
orang-orang perfeksionisme yang pake cara otoriter dan sekehendaknya sendiri.
Dituntut lebih adaptif dan selalu tersenyum menghadapi bocah-bocah kecil, butuh
ekstra sabar dan ikhlas agar nggak sia-sia nyampein materinya.
Oia, murid SD itu jujur-jujur loh.
Kalau mereka nggak suka, mereka akan bilang suka. Kalau mereka bilang suka,
mereka beneran suka. Meski kadang ada komentar yang mak jlebbb dan mereka nggak
ngerasa. Yang penting, disini posisi kita adalah belajar. Belajar menyampaikan
materi, membuat orang lain paham maksud kita dan selagi ada media gratis buat
praktek kenapa enggak? Kapan lagi kita praktek dan membagi pengetahuan dari
hobi yang jadi kegemaran kita? Iya kan? Iya to? Udah… di Iya-in aja….
anak kelas 7 latihan dialog dari naskah main |
suasana diskusi yang ribut beud... |
latihan menghapus jejak siswa kelas 2 SMP |