post Istimewa

Jumat, 04 Juli 2014

Tekat Terkuat



Ketika janji tidak dapat ditepati…
Maka meminta maaf mungkin hanyalah salah satu cara untuk mengakui kesalahan
Dan menjadi alasan untuk berfikir lebih tepat. Bahwa waktu bukanlah satu hal yang bisa kita atur sekehendak kita
Coba buka luasnya pemikiranmu
Dan lihat…
Bahwa waktu hanya milik Dia yang maha Tinggi

        Malam itu juga, tepatnya pukul 20.00 WIB aku dapat kembali ke Posko dengan selamat dan sedikit rasa bahagia yang bercampur was-was. Tikungan, jurang, ladang tebu dan jalanan gelap gulita bukan sebuah hambatan yang berarti. Aku telah sampai diambang batas akhir kerisauan karena melanggar janji yang kutawarkan sendiri. Aku ragu untuk kembali, namun tidak kembali berarti mati…

        Diantar pak sutradara(mas Arga) dan mas dari PSM SSC ke posko malam-malam, aku tak enak hati pada mereka. Sehari ini aku sudah merepotkan banyaaaaakkk sekali orang yang tak kupungkiri, aku memerlukan pertolongan mereka. Sangattt memerlukan ~,~ terutama pak sut untuk mengucapkan beberapa kata yang bisa memenangkan hati pak koor-ku. Namun tidak untuk beberapa temen-temanku ternyata…

        Perjalanan dari cangar dengan motor malam itu cukup membuat tanganku dingin mati rasa, tapi mungkin akan ada rasa penyesalan yang teramat sangat bila aku tidak tiba di posko malam itu juga. Ku bulatkan tekad, aku harus kembali… Sekarang juga….

        Setibanya didesa, kami melewati sebuah masjid dan hiruk pikuk bapak-bapak yang mendirikan Tarub. Sempat kulihat teman-teman cowok satu team KKN berada disana. Spontan aku melambaikan tangan dan menepikan motor yang kupakai di seberang pertigaan sambil memberikan isyarat tangan agar mas-masku berhenti.

        Pak sut sempat berfikir bahwa aku sudah tiba dan turun di tempat itu. Namun aku berpesan untuk menunggu sebentar, aku berlari kecil menyumpai temanku, A’an dan bertanya dimana pak koor berada. Dia menyuruhku untuk menemui yang lain yang berada di dekat pelataran MADIN Nurul Huda. A’an sempat menyajukan beberapa permohonan untuk menunggu teman yang diantarnya agar kambali bersamaku ke posko. Tapi, aku tak menggubrisnya… aku sudah lelah -.-

“Pak Koor, bisa minta waktunya bentar. Pak sutradaraku mau ngomong. Ayo ikuti aku” kurang lebih kalimatnya seperti itu yang kutawarkan.

        Setelah berhasil menggiring pak Koor-ku si Aar The Pom – Pom menemui mas arga, sutradaraku. Pertemuan itu selebihnya menjadi obrolan para lelaki, aku hanya cuek sambil tersenyum berharap mendapat pemakluman. Sempat mendengar beberapa percakapan, namun sebelumnya aku sudah meminta mas arga untuk mengucapkan terima kasih, mohon maaf dan harapan supaya ijin tugasku dimaklumi. Sempat juga mendengar ketika pak koor bilang tidak apa-apa, meski gak bisa langsung kembali malam ini lho tidak masalah. Aku hanya membatin, mungkin tidak masalah bagimu. Tapi bagi teman-teman cewek yang hobinya ngegosip pasti aku menu paling empuk untuk dihujat atau dicaci, atau bagi mereka yang menjunjung prinsip “Kesamaan” pasti iri karena aku bisa keluar 5 hari dari posko sedangkan dia tidak. Ya, aku hanya berusaha menjaga perasaan >.<.

        Aku mendapat pemakluman, aku dibebaskan… selanjutnya aku diantar keposko dan pak sut kembali bersama mas PSM naik motor sendiri-sendiri. Semoga mereka selamat sampai tujuan dan tidak nyasar kemana-mana.

        Memasuki gubuk pengabdian, teman-teman cewek satu team menyambutku… dan aku hanya bisa berkeluh kesah… semoga mereka mengerti keadaanku v,V*

 MAlam sebelumnya…

Aku dan lainnya yang ingin kembali ke Malang secepatnya tidak bisa tenang. Seharusnya mobil kloter dua sudah sampai sejak jam 10 tadi, tapi ini sudah jam duabelas malam dan tidak ada tanda-tanda akan segera kembali. Mondar-mandir, menangis dan galau bukan jawaban yang dibutuhkan. Dan kami semua hanya bisa menunggu dengan jutaan hujatan yang ingin segera kami layangkan…

Jam 1 pagi, mobil kami datang. Katanya pak supir, tol Gresik macet jadi pulang telat… itu ndak masuk akal pake banget, ada ya tol macet tengah malam, kenapa lewat tol? Kenapa nggak lewat pacet yang hanya butuh 2 jam saja. Dia yang tidak pintar atau ternyata…… usut punya usut, dia menemui kekasihnya di Batu sewaktu mengantarkan teman-teman kloter pertama ke kampus. Fakkkkkk

Kedatangan Mobil itu membangunkan kami yang sedang menunggu dalam tidur. Tanpa disuruh kami langsung menjinjing tas dan berdiri di depan pintu… dan ternyata mereka malah nonton piala dunia sambil berkata istirahat dulu, nanti kami antar… what the hell they are…

Nahasnya, kami benar-benar diantar jam 10 pagi. Jauhhhhhhhhhhh melenceng dari waktu yang dijanjikan sebelumnya. Perjalanan itu dipenuhi harapan baru dan harapan yang kandas. Bahwa mobil itu tidak mengantarku ke desaku, hanya sampai kampus. Fakkkk… tau gitu mending aku kloter 1 atau naik bus aja biar cepet. Disini bingung pake bangets, ,, yang sana nyantai kayak dipantai… hmmm… emosi ini sulit sekali untuk bisa dinormalkan.

Lalu… ditengah perjalanan menuju Malang… something bad happen…
Sedari siang kami harus jalan kaki dari Mojokerto ke arah Malang via Pacet. Jalanan dengan banyak tikungan tajam, tanjakan dan turunan. Ya, jalanan yang berada di dalam Taman Hutan R.Soeryo merupakan jalan pintas yang menghubungkan kabupaten Malang dengan Kabupaten Mojokerto. Maka tak ayal bila jalanan itu cukup menegangkan untuk dilewati. Beruntungnya aku masih tidak bertemu hujan dan kabut, mungkin mereka lelah… hahaha

Kampas kopling mobil yang kutumpangi rupanya sedang ngajak perang, dua jam aku dan kelima temanku sesanggar harus berjuang supaya kami keluar dari hutan dan bertemu peradaban yang selanjutnya bertemu bengkel Mobil. Mobil Avanza-nya sih mulusssss tapi klo sampe bigini juge kek gimane ye… pingin teriak-teriak sambil koprol terus guling-guling nyampe rumah penduduk. Emang agak lebay dikit. Klo kalian pernah lewat jalur Pacet itu, pasti rasanya luar biasa… gak Cuma jalan kaki mamen… tapi terkadang kita juga dorong tuh mobil supaya bisa jalan. Kagak mungkin ditinggal di dalem hutan sih ~,~
berharap ada pribumi memberi tumpangan

Kita ketemu peradaban di depan gerbang Arboretum pukul 5 sore. Dan menunggu perbaikan yang tak pasti.. aku mulai cemas.. dan kemudian jam 7 malam aku diselamatkan …

Untuk hal yang terlihat kecil, ada perjuangan besar yang harus dimenangkan. Orang memandang kecil bukan berarti mereka mengetahuinya.. yahhh.. apalah kata orang, mereka tidak akan pernah tau apa yang kita rasakan >.< ulallaaa