Ketika janji tidak dapat ditepati…
Maka meminta maaf mungkin hanyalah salah satu cara
untuk mengakui kesalahan
Dan menjadi alasan untuk berfikir lebih tepat. Bahwa waktu
bukanlah satu hal yang bisa kita atur sekehendak kita
Coba buka luasnya pemikiranmu
Dan lihat…
Bahwa waktu hanya milik Dia yang maha Tinggi
Malam itu juga, tepatnya pukul 20.00 WIB
aku dapat kembali ke Posko dengan selamat dan sedikit rasa bahagia yang
bercampur was-was. Tikungan, jurang, ladang tebu dan jalanan gelap gulita bukan
sebuah hambatan yang berarti. Aku telah sampai diambang batas akhir kerisauan
karena melanggar janji yang kutawarkan sendiri. Aku ragu untuk kembali, namun
tidak kembali berarti mati…
Diantar pak sutradara(mas Arga) dan mas
dari PSM SSC ke posko malam-malam, aku tak enak hati pada mereka. Sehari ini
aku sudah merepotkan banyaaaaakkk sekali orang yang tak kupungkiri, aku
memerlukan pertolongan mereka. Sangattt memerlukan ~,~ terutama pak sut untuk
mengucapkan beberapa kata yang bisa memenangkan hati pak koor-ku. Namun tidak
untuk beberapa temen-temanku ternyata…
Perjalanan dari cangar dengan motor
malam itu cukup membuat tanganku dingin mati rasa, tapi mungkin akan ada rasa
penyesalan yang teramat sangat bila aku tidak tiba di posko malam itu juga. Ku bulatkan
tekad, aku harus kembali… Sekarang juga….
Setibanya didesa, kami melewati sebuah
masjid dan hiruk pikuk bapak-bapak yang mendirikan Tarub. Sempat kulihat
teman-teman cowok satu team KKN berada disana. Spontan aku melambaikan tangan
dan menepikan motor yang kupakai di seberang pertigaan sambil memberikan
isyarat tangan agar mas-masku berhenti.
Pak sut sempat berfikir bahwa aku sudah
tiba dan turun di tempat itu. Namun aku berpesan untuk menunggu sebentar, aku
berlari kecil menyumpai temanku, A’an dan bertanya dimana pak koor berada. Dia menyuruhku
untuk menemui yang lain yang berada di dekat pelataran MADIN Nurul Huda. A’an
sempat menyajukan beberapa permohonan untuk menunggu teman yang diantarnya agar
kambali bersamaku ke posko. Tapi, aku tak menggubrisnya… aku sudah lelah -.-
“Pak
Koor, bisa minta waktunya bentar. Pak sutradaraku mau ngomong. Ayo ikuti aku”
kurang lebih kalimatnya seperti itu yang kutawarkan.
Setelah berhasil menggiring pak Koor-ku
si Aar The Pom – Pom menemui mas arga,
sutradaraku. Pertemuan itu selebihnya menjadi obrolan para lelaki, aku hanya
cuek sambil tersenyum berharap mendapat pemakluman. Sempat mendengar beberapa
percakapan, namun sebelumnya aku sudah meminta mas arga untuk mengucapkan
terima kasih, mohon maaf dan harapan supaya ijin tugasku dimaklumi. Sempat juga
mendengar ketika pak koor bilang tidak apa-apa, meski gak bisa langsung kembali
malam ini lho tidak masalah. Aku hanya membatin, mungkin tidak masalah bagimu. Tapi
bagi teman-teman cewek yang hobinya ngegosip pasti aku menu paling empuk untuk
dihujat atau dicaci, atau bagi mereka yang menjunjung prinsip “Kesamaan” pasti
iri karena aku bisa keluar 5 hari dari posko sedangkan dia tidak. Ya, aku hanya
berusaha menjaga perasaan >.<.
Aku mendapat pemakluman, aku dibebaskan…
selanjutnya aku diantar keposko dan pak sut kembali bersama mas PSM naik motor
sendiri-sendiri. Semoga mereka selamat sampai tujuan dan tidak nyasar
kemana-mana.
Memasuki gubuk pengabdian, teman-teman
cewek satu team menyambutku… dan aku hanya bisa berkeluh kesah… semoga mereka
mengerti keadaanku v,V*
MAlam sebelumnya…
Aku
dan lainnya yang ingin kembali ke Malang secepatnya tidak bisa tenang. Seharusnya
mobil kloter dua sudah sampai sejak jam 10 tadi, tapi ini sudah jam duabelas
malam dan tidak ada tanda-tanda akan segera kembali. Mondar-mandir, menangis
dan galau bukan jawaban yang dibutuhkan. Dan kami semua hanya bisa menunggu dengan
jutaan hujatan yang ingin segera kami layangkan…
Jam
1 pagi, mobil kami datang. Katanya pak supir, tol Gresik macet jadi pulang
telat… itu ndak masuk akal pake banget, ada ya tol macet tengah malam, kenapa
lewat tol? Kenapa nggak lewat pacet yang hanya butuh 2 jam saja. Dia yang tidak
pintar atau ternyata…… usut punya usut, dia menemui kekasihnya di Batu sewaktu
mengantarkan teman-teman kloter pertama ke kampus. Fakkkkkk
Kedatangan
Mobil itu membangunkan kami yang sedang menunggu dalam tidur. Tanpa disuruh
kami langsung menjinjing tas dan berdiri di depan pintu… dan ternyata mereka
malah nonton piala dunia sambil berkata istirahat dulu, nanti kami antar… what the hell they are…
Nahasnya,
kami benar-benar diantar jam 10 pagi. Jauhhhhhhhhhhh melenceng dari waktu yang
dijanjikan sebelumnya. Perjalanan itu dipenuhi harapan baru dan harapan yang
kandas. Bahwa mobil itu tidak mengantarku ke desaku, hanya sampai kampus. Fakkkk…
tau gitu mending aku kloter 1 atau naik bus aja biar cepet. Disini bingung pake
bangets, ,, yang sana nyantai kayak dipantai… hmmm… emosi ini sulit sekali
untuk bisa dinormalkan.
Lalu…
ditengah perjalanan menuju Malang… something
bad happen…
Sedari
siang kami harus jalan kaki dari Mojokerto ke arah Malang via Pacet. Jalanan
dengan banyak tikungan tajam, tanjakan dan turunan. Ya, jalanan yang berada di
dalam Taman Hutan R.Soeryo merupakan jalan pintas yang menghubungkan kabupaten
Malang dengan Kabupaten Mojokerto. Maka tak ayal bila jalanan itu cukup
menegangkan untuk dilewati. Beruntungnya aku masih tidak bertemu hujan dan kabut,
mungkin mereka lelah… hahaha
Kampas
kopling mobil yang kutumpangi rupanya sedang ngajak perang, dua jam aku dan kelima
temanku sesanggar harus berjuang supaya kami keluar dari hutan dan bertemu
peradaban yang selanjutnya bertemu bengkel Mobil. Mobil Avanza-nya sih
mulusssss tapi klo sampe bigini juge kek gimane ye… pingin teriak-teriak sambil
koprol terus guling-guling nyampe rumah penduduk. Emang agak lebay dikit. Klo kalian
pernah lewat jalur Pacet itu, pasti rasanya luar biasa… gak Cuma jalan kaki
mamen… tapi terkadang kita juga dorong tuh mobil supaya bisa jalan. Kagak mungkin
ditinggal di dalem hutan sih ~,~
Kita
ketemu peradaban di depan gerbang Arboretum pukul 5 sore. Dan menunggu
perbaikan yang tak pasti.. aku mulai cemas.. dan kemudian jam 7 malam aku
diselamatkan …
Untuk
hal yang terlihat kecil, ada perjuangan besar yang harus dimenangkan. Orang memandang
kecil bukan berarti mereka mengetahuinya.. yahhh.. apalah kata orang, mereka
tidak akan pernah tau apa yang kita rasakan >.< ulallaaa