post Istimewa

Minggu, 19 Januari 2014

Perjalanan niat… #ekh bonus Ancol

background laut utara jhekarrrdah

            Kamu tau apa yang terjadi pada tanggal yang sama seperti hari ini di bulan oktober lalu?. Ya, tanggal 19 bulan Oktober 2013. Di hari sabtu yang cerah dan langit membiru bulan lalu, Malang masih menyambut kami dengan udara yang luar biasa. angin berhembus dengan mesra seraya memberi semangat yang senantiasa baru. Makanan dengan rasa yang bertambah nikmat saja karena hati kami berbunga-bunga. Entahlah, seakan semesta raya mendukung kesungguhan niat besar kami kala itu.

            Layaknya girl band Seven Icon, personil kita emang ada tujuh tapi nggak selebay mereka juga ~(-_-~)*. Mereka diantaranya ada Ainil alias I’in, Andhika si ketum, Anak produksi gue si Ihsan, kakak geblek gila Chempin, si kriwil Ratih, nduk Anisa alias Pesut dan akika, si bunga mawar Rosita. Hahaha… kami bertujuh menyatukan kekuatan pribadi kami dan membentuk satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan. Mulai hari sabtu itu bekal niat kami akan menjadi perjalanan ribuan kilometer yang penuh lika-liku dan menyita perasaan.

            Sabtu, 19 Oktober 2013 tepat pukul 15:25 WIB. Sebuah kereta api ekonomi dengan sembilan gerbong tujuan Malang-Jakarta telah tiba di stasiun Kota Baru, Malang. Kereta yang akan membawa kami sampai di Jakarta. Perjalanan yang kami tempuh sekitar seribu kilometer. Setibanya kami di stasiun kota baru pukul 15:40 WIB, teman-teman sanggar melepas kami dengan kehangatan dan do’a semoga perjalanan panjang kami akan selamat sampai dengan sekembalinya. Kami saling berpelukan dan mendo’akan. Bahkan keluarga besar salah seorang personil ikut melepas kepergian kami di stasiun kota Malang. Setelah cek in dan masuk ruang tunggu, 10 menit kemudian kereta kami berangkat. Bye malang… Jhekarrdah…. We’r coming…
            Sepanjang perjalanan panjang kami di kereta, sangat banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Merekam tiap moment yang terjadi alias ngrekam, ngepoto, ngturu,  ngemil dan ngoceh. Ya nggak senista itu juga sih, Cuma emang semenjak keberangkatan kami sudah swasembada makanan. Nggak Cuma makanan ringan kayak kapas dan gelembung udara, makanan berat, kernet daging sapi, sambal segepok, pernasian sama Orem-orem pun kami bawa. Keren kan… ditambah lagi ketika kereta api melewati stasiun Kediri, ibu seorang personil kami. Alias mamanya pesut udah nyusul ke pemberhentian kereta api di stasiun kota Kediri sambil bawain tiga bungkusan. Dua bungkus nasi goring penuh daging sama bak mie seafood . porsinya kayak beli di warung Ikana- kota Malang. Jadi satu porsi muat untuk ngisi 4 perut. Pastilah nih bungkusan bisa jadi temen yang care ntar malam.
           
            Sepanjang malam itu pula kami ngobrolin banyak hal. Sampe ibu-ibu yang duduk didepan mas champin kasih warning. Tapi ibuk itu juga seenaknya sendiri loh, sumpah!!! Mas champin yang tengah malam kebelet pingin ke toilet ninggalin bangkunya. Sedang kita berenam yang duduk di seat C, D, E, dua seat dengan kapasitas 6 orang dan saling duduk berhadapan. Awalnya kita santai. Eh, tu ibu-ibu malah kakinya diluruskan di kursinya mas champin dan nggak mau pindah sekalipun lihat mas champin berdiri. Kami juga ngerasa segan ngomong ke yang lebih tua. Tapi tuh ibu nggak pernah nyadar diri. So, 2 kursi berhadapan untuk 6 orang itu disulap jadi buat tujuh orang. Alhasil gue, pesut sama mbak iin yang berbadan subur dapat tempat istimewa buat duduk bertiga. Sedang mas champin, ihsan, michin dan mas dika yang dikategorikan berbadan lurus-lurus saja udah bisa muat untuk duduk berempat. Kasihan sih, tapi kita tetep aja bisa enjoy. Bahkan kita sempet tidur pulas semua kq. Sampe pagi harinya sekitar daerah tegal, mas champin dapat seat kosong buat duduk sendiri.
            Terlambat dua jam dari jam kedatangan kereta di stasiun pasar senin, om-nya micin datang disaat yang tepat. Beliau yang tinggal di depok jauh-jauh datang bawa mobil innova-nya mau ngangkut kita ke pantai ancol. Pantai yang sering nampang distasiun televisi negeri ini. Selama perjalanan dari stasiun pasar senin ke pantai ancol, kami banyak ngobrol ala mahasiswa geblek. Untung om-nya michin berjiwa muda, jadi nggak takut salah ngobrol remeh-temeh. Bahkan beliau pernah bilang, “ ya ini nih tujuh orang kampung masuk kota” sambl ketawa keras. Haha.. kami sadar kalau itu gurauan, soalnya anak-anak mana ngaruh dengan omongan begitu. Mereka malah asyik aja cerita soal rosokan mbak intan, banjir, macet dan inventaris. Kebanyakan kerja lapangan bareng kita emang selalu terbersit pikiran yang indah untuk memindahkan barang cantik yang kurang terpakai supaya bisa dimanfaatkan utilitasnya oleh orang banyak. Alias memindahkan barang ke sanggar hampa trus dikasih stiker Inventaris. Geblek kan?!

Michin niatnya ngambil kacamata. tp gue gak tau kenapa mereka begitu
            Ada juga yang cerita tentang gedung-gedung tinggi, entah bagaimana menuliskannya. Bahasa antara kita untuk menggambarkan sesuatu terkadang emang sulit dijelaskan lewat kata-kata. Haha… bahasan kami nggak pernah lepas dari Sarimin, monolog bertokoh monyet yang lagi dipelajari mas champim. Pembantu semacam TKI dalam naskah Sumarah yang baru aja jadi prosesnya si pesut. Aku, mbak iin, ratih sama andika yang bakal mentasin “Ayunan” juga nggak lepas dari kata sayang, penjual Koran, mengacalah dan rupa-rupanya kamu rupa rupanya (dialog gue yang harusnya dilafalin “ rupa-rupanya kamu mulai lupa rupanya” |maklum belibet ngomongnya). Omongan kayak gini nggak pernah bakal habis buat diceritain.


Sarimin memegang pucuk gedung *,*

            Sampai di pintu masuk ancol, anak-anak di seat mobil belakang disuruh sembunyi sama om-nya micin. Mereka para cowok-cowok itu percaya dan langsung gerak, ada yang nutupin diri pake sarung/jaket, ada yang langsung duduknya melorot kebawah. Pokoknya mereka sembunyi dari petugas pintu masuk supaya nggak bayar. Ahaha.. padahal om-nya micin Cuma bercanda doang. Alhasil masuklah kita ke ancol, udah bawa mobil orang, free pula tiket masuknya (Makasih ya om,,, akhirnya stelah penantian bertahun-tahun kami lolos juga masuk pantai Ancol gratis #Lohh). Keliling lagi, jalan-jalan lagi, foto-foto… dan, siang yang terik itu pula kami merasakan pesisir utara Jakarta yang panas dan bersih… sehari tinggal dijakarta sebelum besok harus lepas landas lagi ~(+,+~)… Jhekardahhh ,,,
I will be there again next month \(*,*)/