post Istimewa

Minggu, 22 September 2013

Selamat tinggal yang lama, Muncullah yang baru

Genap seminggu sejak malam minggu abu-abu  kemarin. Tak seorang pun bisa menyangka kalau “sesuatu” yang dekat dengan kita, di tiap detik mata kita membuka mata, dimana saja kita berada, bisa pergi meninggalkan kita begitu saja tanpa berpamitan. Mengenaskan sekali..

Malam minggu lalu, sudah jauh-jauh hari aku merencanakan untuk melihat sebuah pementasan teater di kampus tetangga. Melihat teater merupakan hal yang sangat paling menyenangkan. Kita bisa memberikan penilaian kita, caci maki, rasa takjub, koreksi perbaikan dan lebih sering “penghinaan” yang bersifat membangun.

Seorang adik kosku menawarkan diri untuk ikut melihat pementasan yang kebetulan digelar di fakultasnya, FEB UB. Tanpa punya firasat apapun, kusambar tas kain Baliku dan menyalakan motor matic untuk dipanaskan mesinnya terlebih dulu. Adik kosku mengikuti dibelakang. Malam minggu itu pergilah kami berdua dengan rasa bahagia. Sempat beberapa kali mampir untuk membeli jus dan ke sanggar. Cuaca Malang akhir-akhir ini terasa lebih dingin.

Kulihat jam tanganku, jam baru menunjukkan pukul 20.15 WIB. Mestinya kita sudah terlambat 15 menit dari permulaan acara. Sampai di gedung D FEB UB. Motor dimatikan dan sesegera mungkin ke meja administrasi untuk membeli tiket. Suasana sudah tampak sepi, mungkin sebagian penonton sudah masuk gedung. Tak jauh dari pintu masuk terlihat Bang Yossa, Sutradara lakon Samuel Becket. Sebuah pementasan yang pernah digelar di Denpasar setahun lalu. Sutradaraku keren sekali, dengan cambang dan rambut ala regge sepinggang membuatnya terlihat begitu Artistik. Aku menyalaminya sebelum bergegas masuk gedung.

Tadi bang yossa sempat memintaku untuk mengirimkan sebuah pesan singkat yang kemarin tak sengaja beliau hapus. Aku menyanggupinya, karena lewat pesan singkat itu aku mengundang bang yossa untuk menjadi salah satu pemateri diklat ruang teaterku. Sempat aku mengajaknya naik ke lantai atas, tapi beliau bilang masih menunggu temannya. Maka aku dengan adik kosku naik ke lantai atas.

Sampai didepan pintu aula pertunjukkan, seseorang meminta tiketku dan mengijinkan aku masuk kedalam. Ternyata didalam memang sudah ramai, aku mengambil posisi di sebelah utara tempat penonton. Satu ubin lebih tinggi dari lantai dasar. Sehingga dari sudut manapun terlihat bahwa posisi dudukku paling tinggi. Walaupun sempat beberapa kali mencuri perhatian penonton dari pemetasan yang sedang berlangsung dengan batuk kerasku, aku mencoba cuek sajalah. Toh, kalau sampai ada panitia yang datang buat ngusir juga sudah kusiapkan argumenku. Ya iya lah, harusnya aula sunyi senyap dan diisi suara pemain di udara. Tapi batukku malah berlomba ingin keluar. Batuk akut yang lebih dari seminggu ini masih juga tak ingin pergi V_V*.

Pementasan selesai, sengaja aku mengajak adik kosku, Dillah untuk pulang paling akhir. Semua penonton sudah banyak yang pulang, kesempatan ini aku gunakan untuk mengucapkan salam dan berkenalan dengan teman-teman teater kampus di Malang. Sembari mencari teman-teman teater yang berencana ke Medan bulan oktober mendatang untuk menghadiri Temu Teater Mahasiswa Nasional. Banyak dari mereka yang tidak berencana berangkat, tapi ada juga yang antusias.

Merasa informasi yang kubutuhkan cukup, aku dan Dilla pulang kekosan. Tanpa sengaja, dilla berhenti di depan asrama mahasiswa KepRi untuk membeli nasi goreng. Ruth, temanku asal Batam tinggal diasrama ini. Berniat untuk menghubunginya, kuraih hp-ku didalam tas. Tasku hanya ada satu bagian tapi lama kucari tak ada ketemu juga. Kukeluarkan semua isinya, buku, dompet, kunci, kertas-kertas,  dan tidak ada. Langsung saja wajahku terasa panas dan mendadak sayu. Dilla mengajakku kembali ke Bawijaya. Kita putar balik dan langsung menuju komplek gedung FEB. kembali ke Aula, kebetulan para panitia sedang beres-beres ruangan. Kutanyai mereka, tapi tidak satu pun yang tau. Aku miscall berkali-kali memakai hp panitia. Aktif dan masih tidak ada yang nemuin. Merasa kecewa, Pulanglah kita ke kosan.

Sepanjang malam yang kubisa hanya miscall hp-ku. Pernah sekali hp-ku mengirim pesan kosong malam itu ke nomor hp dilla. Dan selanjutnya Off…
Berhari-hari tiada balik pula itu hp. Aku pergi kegaleri Indosat untuk mengurus IM3-ku dan pergi ke Grapari Telkomsel, baru ketiga kalinya, Simpatiku sudah berhasil ditangan. Maklum saja, aku tidak bisa menyebutkan 3 nomor telp yang pernah kuhubungi dua bulan terakhir ini.

Seperti itulah kronologi hilangnya hp-ku. Ada beberapa hal yang disayangkan. Semua kontak ponselku ludes, foto-foto yang akan kupublikasikan melayang, beberapa frame perjuangan, foto-foto bersejarah, SMS dari orang-orang tersayang hilang, bahkan ucapan selamat ulang tahun sejak pertama kali aku punya hp pun otomatis hilang. Semuanya hilang, lenyap tak bersisa…

Walau sudah seminggu telah berlalu dan masih belum mendapati gantinya. Aku bersyukur… mungkin ini salah satu cara yang ditawarkan oleh Allah agar aku bisa berganti dengan yang baru dan bersabar sampai aku dapat yang baru.  Menikmati hidup memang paling menyenangkan kalau kita selalu bersyukur :D

Selamat tinggal yang lama, Muncullah yang baru … \|V+V|/

Rabu, 04 September 2013

Uklam-uklam a day

Karena setiap foto punya cerita…

Kamu percaya tidak? Ya, benar sekali. Foto mungkin hanya sebatas gambar, namun gambar itu punya makna, unya maksud yang tergambar dari suasana, sudut pandang, objek, latar belakang,  emosional dan hal-hal kecil yang mungkin tidak kita perhatikan.

Setiap foto itu punya makna… punya daya yang membuat kita melontarkan kata… itulah kenapa aku mulai menyukai foto, peng”abadi”an objek. Yang suatu saat ketika kita melihatnya, kita seperti membuka suatu kenangan yang terabadikan dari selembar kertas.

Seperti itulah… kenapa aku suka foto-memoto :D

berikut beberapa foto yang berhasil diabadikan waktu observasi alam untuk diklat. menjelajah Arboretum, Coban Talun, Coban Rondo, Cangar, Sumber Maroen dan Sumber Taman dalam dua hari. itung-itung keliling kabupaten Malang lah... hehe

@Sumber Maroen, Gondanglegi - Malang





















@Sumber Taman, Gondanglegi - kab. Malang


 
  


Arboretum

Pas lagi bersihin ms. Word, nemu nih cerita yang aku tulis pas jadi Maba 3 tahun yang lalu. hehe... here they are...

Cerita yang kutulis pagi ini berbeda, tapi masih tetap karena aku pengarangnya. Cerita ini tentang dilema mahasiswa baru yang baru pula mencoba hidup jauh dari keluarganya. Apa kalian punya sedikit rasa penasaran tentang dilema maba? Atau mungkin mau berbagi pengalaman tentang dilema maba? Klo tentang yang terakhir ini harap disimpan dulu ceritamu dan dengarkan curhatanku saat masih menjadi mahasiswa baru. Jika kalian menganggapnya biasa, aku juga biasa, hanya terasa sesak dalam raga, kawan dengarkan jeritanku pagi ini.

Minggu pagi ini saat waktu istirahat para mahasiswa dari bangku kuliahnya. Waktu yang seharusnya lebih banyak memberikan kesan yang menyenangkan pada mahasiswa junior ini, tapi tak dinyana, hal ini tidak terjadi. Diminggu pertama bulan oktober dan masih ditahun yang sama saat strata sosialku naik menjadi mahasiswa. Kost tempat aku berteduh sementara sangat menyebalkan. Air tidak mengalir sejak sore saat sebelum aku sampai kekosan setelah hang out bersama kawan-kawan sejurusan.

Kau tau kawan, ini sungguh gila, aku outbond seharian di arboretum. Bermain air dan tanah. Merangkak, memanjat, berlari, berkoar-koar dan tertawa lepas seharian. Aku sangat senang. Selain tempat yang kami tuju sangat jauh, sekitar sejam ditempuh dengan truk terbuka. Rasanya senang sekali. Banyak kujumpai kawan-kawan baru sejurusan. Mereka baik-baik dan ada yang berbeda dengan kawan-kawan baruku itu.

Ada yang narsis macam aku ini, ada yang centil macam wanita penggoda, tapi tetep,,, dia juga baik. Ada yang membawa kantong ajaib mirip doraemon fungsinya, yang dari dalam kantungnya keluar bermacam-macam makanan yang enak-enak. Wien namanya. Ada banyak yang ganteng rupanya, ayu parasnya, gokil anaknya, yang suka koar-koar, yang kecil seperti murid SD, yang mulutnya penuh kata khas orang jawa timuran yang berarti sayang, kau tau kan cok?

Dijembatan indah di arboretum itu kami berfoto, dan akan kami share di fb. Dengan balon-balon yang berjatuhan kedalam, udara yang dingin bagiku, aku tak suka kawan. Tapi kawan-kawanku bilang udaranya sejuk. Hanya ada dua kemungkinan, mereka yang tidak sadar dengan udaranya atau aku yang memang aneh. Diarboretum ada sebuah sumber mata air sungai brantas, airnya  dingin bukan kepalang. Seperti air yang disimpan dalam refrigenerator. Airnya terasa sejuk. Enak sekali harum air itu. Saat bermain di outbond dikali untuk mengisi galon dengan botol-botol aqua yang bocor dilingkar pinggangnya. Dingin merasuk tulang-tulang kakiku yang kubasuh.

Disepanjang jalan menyusuri tapak langkah ke setiap pos terdekat. Kami disapa slalu oleh bunga kupu yang bunganya sebesar setengah lingkaran bola. Berwarna biru keputihan. Bukit-bukit yang hijau, pohon-pohon yang indah, hijau dan menyegarkan mata. Aku suka sekali Arboretum, memberikan kesejukan tersendiri pada hati yang terus menyebut nama tuhan.

Ada sebuah permainan yang bakal terkenang disana, permainan sebelum kami bermain air.  Kami bermain urutan tercepat. Yang pertama, dalam 10 detik kami harus sudah bisa berbaris mengurutkan abjad nama, 10 detik kedua mengurutkan jumlah mantan pacar. Dan kau tau kawan, siapa di baris paling kanan dan kiri dan berapa banyak mantannya? Aku kasih tau ya, yang berada dipaling kanan itu aku, Rosita dengan jumlah mantan 0, dan paling kiri cowok, si ayus atau binar mungkin, dengan jumlah mantan 17 cewek. Keren banget ya!

Permainan kelereng sendok pun juga demikian, aku urutan 2 terakhir, dan yang aku gandeng temen se-offeringku. Kami bergandengan lumayan erat timbang yang lain, secara…kawan-kawan baruku teman yang berlainan offering. Tentu kami lebih mengenal teman sekelas kami kawan.

Lalu ada satu masa dimana saat itu waktu Ishoma, ada lebih dari sejam. Aku makan siang dengan teman-teman sekelompok “surplus”. Makanan yang sangat besar porsinya, berhubung setelah pulang menjelajah, kami makan cilok. Hingga makan siang itu terasa sudah kenyang dan tak habis. Setelah makanan demi makanan tiap anggota habis, kelompok kami pupus perlahan, akhirnya 3 dari yang terakhir sebelum habis pula, aku berpamitan pada kawan-kawan baruku. Aku pupus akhirnya.

Kuajak ruth untuk bergabung bareng 4 anak cowok offering k, dan kami berfoto bersama, gila bersama hingga anggota kelas kami berkumpul sedikit demi sedikit hingga semua berkumpul. Ada 1 kejadian memalukan yang menimpa temanku. Saat aku berada ditengah lingkaran kami berfoto, seperti biasa layaknya kelas anak psykopat dan autis berkumpul. Seorang teman kami si ardi datang dari arah belakang dan tiba-tiba muncul didepan kamera saat foto akan diambil. Dan respect si niko meloncat dari arah belakang menarik celana si ardi hingga celananya melorot. Aku yang paling depan tidak tega melihat dan langsung menunduk sambil menutup mata. Psykopat semua mereka,,,,Xixixi…

Kami tertawa tiada henti. Kejadian lucu ini membuat perut kami sakit dan tidak jadi foto akhirnya. Temanku si ardi pipinya berwarna semu merah. Dia malu bukan kepalang, hanya saja dia tidak pandai berkata-kata. Kasihan dia, dia juga sih yang tidak bisa diam. Si niko juga keterlaluan anaknya. Lalu juga ada foto-foto yang dari arah belakang meloncat kedepan hingga yang eksen didepan jatuh berguling-guling. Yang paling asik sih bila yang gendut, sijuan yang jadi alasnya. Karna dia yang paling gendut. Tapi lama-lama kasian juga dia. Selalu jadi alasnya anak-anak.

Berfoto hingga puas, bergaya bebas tanpa batas. Asoy sangat ceritanya kawan. Andai kau lihat sendiri. Mungkin kau juga akan tertawa sambil memegang perutmu dan merasakan sakit ditulang pipimu karena tawa berderai yang tiada habisnya. Kelompok yang banyak memancing perhatian kawan-kawan offering lain. Itulah keistimewaan offering k. hwagagagagag

Waktu memang selalu berputar dan terus maju, tak mau bergerak mundur. Dan cerita kemarin menjadi kenangan outbond dan keluarga baru yang manis. Waktu kemarin beranjak sore. Saatnya bagi kami meninggalkan Arboretum yang indah ini. Kabut mulai turun kepuncak bukit-bukit yang tinggi. Udara bertambah semakin dingin. Sore tanpa mentari yang muncul. Pemandangan terlihat semakin indah. Arboretum, slamat tinggal.,.,.,.

Perjalanan pulang yang terasa cepat dan pemandangan terlihat semakin indah saja. Tak hentinya aku ucap puji syukur pada tuhan yang maha kuasa, ini sempurna sekali. Dalam perjanan pulang itu aku temui seperti senter cahaya dari atas bukit. Cahaya itu muncul ke permukaan dari atas langit dan langit tidaklah lebih  tinggi dari pohon-pohon kelapa beberapa buah yang disusun vertical.

Bay batu,,,, I wish i can go here for several time again. Perjalanan yang terasa sangat cepat dan melelahkan karna tidak duduk demi melihat kebun-kebun apel, sayuran dan tanaman hias dan bunga-bunga yang berjejer di sepanjang kota Batu yang menanjak dan dingin ini. Gunung berbukit-bukit, air sumber yang sejuk dan dingin yang enak ini.

Perjalanan yang sampai dikota malang ini, kami dibawa berputar-putar melewati Brawijaya, Polinema. Aku menghafal jalan agar kelak aku tak bingung bila berjalan dikota malang ini. Hingga kami tiba di Universitas kami yang tercinta ini. Turun dari truk aku bersama ruth duduk di pinggir jalan berharap ada yang memberi kami tumpangan. Pada akhirnya setelah bergosip lama dengan juan, adri dan hendra. Kami pulang. Berjalan dengan kepala yang pening.

Dan kau tau kawan, tentang apa yang terjadi di kos sesampainya aku dikamarku? Tak ada air disini yang aku jumpai. Secara,,, aku bermain dengan tanah dan air disana. Tapi pulang akan mandi dengan badan yang kotor ini. Aku tidak temui satupun yang menyenangkan. Mulai dari temenku yang akan aku tebengi tak bisa, yang akan aku tuju tak ada. Aku hanya berdo’a pada tuhan, aku minta diberi kesempatan untuk mandi.

Tuhan mendengar dan berbaik hati mengabulkan do’aku. Aku bisa mandi walau dengan air yang sangat sedikit ini. Aku minum obat dan tidur cepat malam ini. Bagaimanapun aku bersyukur masih diberi banyak kesempatan oleh allah, tuhanku untuk beraktivitas, berkesempatan melihat indahnya dunia. Kuliah gratis harus segera usai. 

Aku cinta tuhan dan aku sayang semuanya, semoga orang yang kusayangi dijaga oleh allah, yang kubenci semoga allah melapangkan hatiku. Dan yang berbaik padaku, semoga allah membalas lebih dari yang diberikannya kepadaku. Tuhan maha cinta, dan cinta haqiqi itu hanya untukmu, Allah tuhanku….

Ilegal juga Ingin Kenalan


Jadi, ini adalah hari rabu terakhir bulan Agustus yang lebih tepatnya rabu pertama perkuliahan di semester lima. Rabu ini penuh dengan serentetan kejadian yang penuh peluh *alay mode on. Bukan bagaimana menakjubkannya, tapi dengan adanya hari ini aku bisa bernafas lega. Mendapatkan lagi jam tidur yang cukup, tidak ada kejaran pekerjaan rumah organisasi dan pengurangan tekanan kelas perkuliahan yang baru. Bahkan bisa disebut dengan hari pembebasan.

Beruntungnya aku mendapat jam perkuliahan ke 7 atau tepatnya jam 13.10 WIB. Mempunyai waktu yang longgar untuk bangun lebih siang, memasak dan bersih-bersih kamar kos. Karena teman sekamarku mau datang hari ini. Rutinitas sehari-hari seusai libur panjang dikosan itu sangat banyak dan membosankan. Ide untuk gila sering banget muncul supaya nggak bosan. Nggak pengap di ruang sewa berukuran 3 x 4,5 m.

Percobaan membuat sayur sop yang enak tercapai, kebersihan segalanya tercapai dan beberapa puluh menit untuk menonton infotaimen  (walaupun membosankan) juga tercapai. Berangkatlah jam 11 siang ke kampus dengan dalih “janji bertemu” sang bendahara umum supaya mau diajak ber-stalking ria sama orang-orang rektorat kampus. Alih-alih berjuang mencairkan dana atas laporan pertanggungjawaban yang tidak kunjung-kunjung menemui titik terang. (bisa dibilang stagnan dan Boring). Lalu kuliah mulai jam satu sampai jam delapan malam nanti. (jam perkuliahan amaizing di semester ini -_-).

First, lets talk about “janji bertemu”. Jadi sejak mulainya aktif masuk disemester lima, si Ketum (ketua umum) sama si ketum bidangku aktif banget ngirim SMS bernada “ayo ros, semangat… semangat… jangan lupa LPJ-nya ya :*”. Kurang lebih seperti itulah. LPJ itu merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban atas kegiatan festival monolog di luar kota, kebetulan yang pegang kendali sebagai pimpinan produksi itu aku. So, semua yang berhubungan sama humas, koordinasi dan pendelegasian yang ngatur ya siapa lagi klo bukan… {sensor,,,,*alay kumat}. Pas panitia yang ngadain namanya “Masyarakat Seni Jember”. Sumpah deh, mereka itu nggak bonafit, cari untung doang. Sumpah serapah sudah kulayangkan, tapi tetep aja kagak ada balasan. Ini beneran loh, mereka patut mendapatnya. Bahkan demi LPJ itu, aku udah kagak punya malu buat masuk ke warung-warung makan di sekitar kampus UNEJ buat Tanya “mbak, mas… disini ada nota makannya nggak?.. boleh minta 3 lembar? Makasih ya mas/mbak…” *sambil kabur cari warung lagi. Mungkin ada sekitar 7 buah warung makan. Trus cari stempel bercapkan “JEMBER”. Sambil contact nomor temen-temen teater kampus di Jember yang mau bantuin. Untung ada mas El dari Dewan Kesenian Kampus FS UNEJ yang mau bantuin kasih coretan tangan+stempelnya gratisan… wkwkwk.

LPJ udah kelar, naikkan ke Rektoran. Cuma di-Acc 2/3-nya. But, it’s okay I think… tinggal bayar utang-utang sama bon yang dipinjam bulan Maret lalu. (*eh bo’, padahal ini udah akhir bulan Agustus loh. Gak kebayang tuh yang punya duit. Pasti para piutang-ers pada kekeringan dompetnya gara-gara duitnya belom balik juga ampe skarang.) yang penting sakit kepala karna rasa malu minta-minta nota dan panitia festival yang kagak bonafit buangeeets itu sekarang sudah tutup umur. Kagak ada lagi pening nih kepala. Sampe aku nggak bisa tidur tenang selama 5 bulan ini. Sekarang juga(although ngrasa kgak puas) file atas LPJ festival monolog MSJ Jember udah resmi ditutup. Beri tepuk tangan atas kerja 5 bulan tanpa henti :D

Otherwise, kuliah mulai jam satu. Cuma berlima sama teman-teman offering lama di kelas offering lain. Nggak nyaman sih kalau musti gabung sama kelas lain. Mereka kan nggak bisa keep in touch, yah inilah dunia perkuliahan. SKS non jatah cyin… musti dari hati paling dalam ngrasa terbuka sama suasana baru. Eh, lha kok dosene sing ditunggu ogag teko I, prak yo ngregetne banget a. yo wes, gak po-po. Ancen wes dadi nasib hari pertama kosong. Kelas baru, suasana baru, berhubung aku cuek sama komunikasi di kelas, teman-teman jarang ngajak ngobrol dan itu lebih baik. Novel-novelku bisa terkhatamkan dengan khidmat. Wkwkwk (bisalah dibilang seperti itu). Jam dua, tanpa pemberitahuan apapun anak-anak baru itu pada ngelonyor keluar kelas sambil nyambar tasnya masing-masing. Fine, akhirnya kita berlima melongo. Gabung mata kuliah kelas lainnya lagi akh…

Kuliah lagi dimulai pukul tujuh malam, gila banget. Difakultasku tidak ada kuliah malam padahal. Jadi aku sama dua temenku si Ruth & Azizah gabung mata kuliah yang sama di kelas lain. Mata kuliahnya “Speaking” Cuma satu SKS loh. Kami dari offering K, berhubung jatah matakuliah Ekonomi Perkotaan dan Perdesaan konsentrasi Pembangunan Daerah yang jatah untuk kelas K nggak ada. Temen-temen sekelas pada ikut offering L. nah, aku, ruth sama zizah itu pas KRS online-nya pualing akhir jadi udah nggak kebagian bangku di kelas L. maka dengan terpaksa aku iku kelas MM ditambah si Anik sama Maltuf. Si anik sama maltuf udah nempuh matkul Speaking semester lalu. Sedang kalau ikut konsentrasi di offering MM, jadwal kita bisa crash sama speaking di kelas K. makanya kita bertiga ikut speaking di kelas L, lha kq kelasnya dimulai jam 7 malam. Yo bubaran….

Entah ide iseng muncul dari mana juga udah keburu lupa. Jam 3 iku kuliah Speaking kelas K. illegal terhormatlah kami menyebutnya. Terus Asdos masuk, pertemuan pertama ini isinya perkenalan. Kan belum pernah ketemu asdos yang ini, jadi perlu banget. Mulailah di presensi urutan pertama sampai ke 40. Mereka yang disebut namanya supaya berdiri dan perkenalan. Sebut nama, asal, tempat tinggal, hobi sama Interested-nya dalam bahasa Inggris. Aku udah nulis di notes, eh lha karena emang kita masuk secara illegal. Kami nggak nemui panggilan atas nama kami. Its okay, emang bener juga sih. Dari mana bisa tau, lha wong dari daftar hadir saja kagak ada.
Aku pingin banget mengenalkan diri, dikelas kagak bisa disini pun jadi :D

hi Guys… I believe that u has know who am i. I’m dyah. I was born in Jember and my home town were here exactly. I lived in Mertojoyo, it’s near Dinoyo Traditional Market. My hobbies listening Gending (a Javanese traditional music), Reading a lot of novels, textbook, history, newspaper, and being a “Bloggernista”. I’m interested on Theatre and have performed on other city such as Denpasar and Surabaya. Adventure too, specially city tour such as being backpacker. I have to go My hometown exactly, Malang, Surabaya, Karanganyar, Sragen, Solo, Yogyakarta (Bantul and Klaten), and Bandung. For this time I wanna have Java trip. And may be Oktober in this semester I will go to Medan and seeing how beautiful Sumatra Island. Just let’s get lost… this why I loved Kontemporer art. Thank you..


Mungkin seperti itu, bisa jadi – bisa jadi, iya.. iya.. boleh.. walau Ilegal pun, kami juga ingin kenalan loh :D hahaha…