Aku jatuh lemas dalam sepi dan dinginku
Mencoba bertahan meski terpaan badai mengikis
Sesamar hijau yang membiru dalam abu
Aku ingin berucap dalam mantra yang bisa didengar
tuhan
Mengadu bagaimana cicak jadi kerbau
Dan banteng mati karna kutu-kutu menggerayangi tubuhnya
yang syahdu
Apakah benar punuk tak boleh merindukan rembulan?
Aku bukan takut pulang, hanya takut bertahan
Lantaran setingi apapun gedung tetap saja selalu
tersaingi dengan yang baru
Kucukupkan kata, bila mata telah menjadi darah bagi
setiap hati yang merintis mengikis.....
Aku sunyi dalam sepi
Aku mati dalam irama yang belum sempat disampaikan
secara langsung oleh ombak
Aku bukan aku ketika kamu hanya peduli tentang kamu
dan dirimu sendiri.
Malang, 30 April 2014