Namaku
clara…
Entah
bagaimana ceritanya ketika aku dilahirkan di dunia. Aku tidak mengerti sama
sekali bahkan diusiaku yang sudah jelas-jelas dua dekade. Mungkin clara
memiliki arti “klaran”, kesakitan.
Orang
tua angkatku bilang, seorang wanita yang masih muda dengan bayi merahnya
mengetuk pintu rumah. Bibirnya yang pucat pasi dan tubuhnya yang dingin memohon
pada kami untuk mengambil anaknya. Agar dia tidak merasa bersalah dan merasa
tenang. Tenang apabila seorang penjaga telah berada disisi buah hatinya, si
jabang bayi.
Jabang
bayi atau bayi merah itu ini telah tumbuh dewasa. Menjelma menjadi gadis cantik
yang telah dewasa dan menggemaskan. Gadis dengan lekuk indah dan bibir merah
menawan serta tubuhnya yang ramping ditambah otaknya yang cerdas itu ternyata
aku…
Aku…
Aku…
Aku…
Harus
berkata tentang apa lagi aku?
Namaku
Clara…
Hasil
kesakitan ibu yang melahirkanku dan membuangku karena ketidakberdayaannya.