post Istimewa

Senin, 01 Juli 2013

Kualitas dan kuantitas "Saya"?

Jikalau kamu berkata masalah “Kualitas”…

Tulisan saya tak ubahlah sebagai coretan belaka, yang membacanya pun hanya menghasilkan kebosanan.

Seorang pawang sakti seperti editor di sebuah majalah dan Koran pasti akan menyerahkan kembali ketika naskah-naskah saya hendak saya serahkan. Atau mungkin naskah itu masih ada di tangan saya dan belum sempat saya ulurkan. Berbicara kualitas itu tak ayalnya seperti seorang petani dan perahu.

Apa hubungannya? Haha… sangatlah jauh. Like hah… A. hendak menulis haha pun masih banyak menggunakan titik dan menyisakan A terakhir buat berpijak sendiri. Kualitas… gurauan abang kali ini bener-bener gila! Masa tulisan saya dikaitkan sama kualitas. Ya jelas jauh berbeda.


Kalau “Kuantitas”?

Sama halnya dengan penuturan saya sebelumnya. Kuantitas yang mana yang bisa saya banggakan. Menulis pun saya tidak bisa sepanjang jalanan yang notabene panjangnya bukan main. Atau postingan saya yang tiap hari tanpa putus. Bahkan sehari bisa menghasilkan beberapa judul. Bukan begitu, kualitas saya dalam menulis pun tak ubahnya kulit mete. Kalau lagi pintar, otak sedang fresh. Karyanya jadi bagus dan numero uno. Ya, kulit mete yang diolah jadi bhan bakar pesawat terbang terus harganya puluhan juta per ton. Tapi kalau lagi asal nulis, emosional, terburu-buru, hasilnya ya kayak sampah. Sampah tulisan yang saya pajang didinding blog saya saat ini. Haha… kayak kulit mete yang mau diolah jadi bahan bakar pesawat terbang tapi gak punya Teknologi dan SDM yang T.O.P.B.G.T. jadilah kulit mete Cuma dihargai Rp 700.00,-/kg.

Bukan berniat merendah apalagi terbang keawang-awang sampe njebolin genting ya. Kualitas dan kuantitas tulisan saya tidak bisa diragukan. Cuma membuat pening kepala saat membacanya.  Pening pun biasa, kalau ketambahan muntah? Lha wong editor cerpen yang saya serahkan tulisan saya ini, belum saya ulurkan, beliau sudah bilang “terima kasih, maaf nggak terima sumbangan mbak”.

Gila kan! Makanya jangan baca tulisan saya bung. Tapi ambil sejuta makna tersurat yang mungkin panjenengan belum pernah berfikir tentang hal ini sebelumnya. ~(v.v~)*