post Istimewa

Minggu, 02 Maret 2014

Berbagi dari Hobi yang Sama



biar nggak bosen, game dulu

            Siapa sih orang di dunia ini yang nggak punya hobi? Kamu? Atau temanmu? Wah, klo mereka sampai nggak punya hobi, pasti hidup mereka hina banget. Nggak punya sesuatu yang special yang bisa dilakuin berkali-kali. Hobi atau kegemaran macamnya banyak banget. Ada yang punya hobi membaca tulisan, entah novel, diktat, cerpen, blog atau tulisan di nisan-nisan pun kadang nggak luput. Nyanyi, entah mau nyanyi tinker bell sampe gambang suling. Kagak peduli mau suara nyaring kayak agnes monica sampe suara tong diseret. Who knows?
            Nah, me as humanista… agagaga… juga punya hobi loh. Nyanyi di karaoke meski Cuma kebagian beberapa lagu doang, mesti dapet beberapa celotehan nggak enak  dan selalu jadi tukang penggembira. Eh men, padahal kita itu iuran buat bayar sewanya sama -_-, geblek kannn…. makanya aku jarang karaokean bareng temen-temen. Mending gue bayar full trus nyanyi sendirian selama dua jam sampe mengong-mengong…. Indeed, kalau mereka bawa telur mentah atau tepung asti dilempar ke aku itu! Couse, eperibodhe tau suara eike macam burung parau. Parah… (but, nyanyi adalah bagian dari hidup gue. Apapun itu :p)
            Not only to sing, I can do more… #gayaiklan. Baca novel nomero uno di hidupku. Sering karena khilaf, kadang awal bulan aku main ke toko buku trus ngeberondong 3 novel sekaligus #kadang trus dua hari udah kelar dibaca. Mau setebal al-qur’an atau kamus pun, oke-oke aja… (tapi entah kenapa al-quran pun sebulan nggak khatam). Also to read a name on gravestone. Baca karakter orang pun lagi tahap belajar, senang kalo bisa nerapin nih ilmu. Bisa tau sifat orang dari cara ngomong, gerakin tangan, cara pandang, cara jalan, cara gerakin bola mata dan cara bengkokin tubuh seseorang itu menarikkk sekaleeeee…
            Nyanyi udah, baca udah, renang juga bisa, online and kepoin orang juga rajin, nakaM dimana-mana J, a cup of coffe, badminton, ngatur orang apalagi. Tapi dari sekian banyak hobi, ada satu hobi yang saat ini paling taat aku jalani. Ya, dunia perteateran. Dunia yang penuh dengan kebohongan, gemerlap lampu, make up, dunia bebas dimana kita bisa kritik siapapun di panggung dan penonton hanya menonton. Nggak boleh bersuara sampe pementasan selesai. Ya… suka-suka aja, kan sebelum kita usung ke panggung teater. Kita kaji naskah itu lebih lanjut. Tentang halaman 0. Latar belakang penulis, konflik saat naskah di buat, dan semua hal kita diskusiin sebelum naskah itu benar-benar berbobot untuk dipentasin ke publik.
            Teater, bersandiwara… itu kan yang orang-orang sering bilang? Padahal teater itu bukan berpura-pura, bukan bersandiwara atau berbohong di depan publik. Tapi teater itu adalah mengangkat sebuah tema untuk dipentaskan, dengan “Menjadi” karakter yang ada dalam naskah. Jadi bukan berpura-pura tapi menjadi, bernafas dengan karakter yang diperankan. Hal ini jauhhhh lebih sulit dari sekedar berpura-pura.
            So, at this week kesempatan datang padaku. Ahaha… ya, seorang mantan anak produksiku minta tolong untuk digantikan sementara jam mengajarnya untuk ekstra teater. Ya, just a day to practice theater on class. No more time, I really want to trying my best. My knowledge about theatre and devide it with student at junior high school. Ini pasti menyenangkan sekaliiiii… sedikit rasa gugup, ekh takut juga kalau ntar ternyata aku nggak jauh hebat dari mereka. Eheheh
            Jum’at kemarin aku jemput adik tingkatku yang juga ngajar teater. Kami berdua naik motor dengan kecenya pake beud…. Abis masuk jam 08.05 & kita berangkat dari kosannya jam 08.52. jarak tempuh ke sekolah itu sekitar 15 menit dengan Rpm 70km/h. wah, hari aktif pasti jalanan penuh kendaraan, macet. Aku takut telat, ini berasa kembali ke jaman sekolah dulu. Pufft L
            Akhirnya aku sebagai juru kemudi motor dengan gaya yang nggak kalah kece pegang setir bisa jadi pembalap sekelas valentine rossi. Kebut sana kebut sini, lighting kanan lighting kiri, terjang sela antar mobil, dan yang paling kece itu saat kita meliuk-liuk mendahului kendaraan lain. And tarraaa…… kita sampai di SMPK Cor Jesu kota Malang jam 08.03. dua menit sebelum jam ekstrakurikuler sekolah dimulai.
            Awalnya, aku diserahin kelas 7, si pesut kelas 8. Karena aku nggak pernah ngajar secara resmi sebelumnya, aku bingung mau ngapain dulu. Yang aku pikirin dan nggak ilang-ilang itu malah jangan sampai salam seperti biasanya, we different on religion. Hehe,,, yups, pernah ngajar teater sebelumnya, tapi itu sekedar membagi ilmu ke adik kelas di SMA. apalagi sekarang jurusannya Ekonomi Murni. Nggak ada metodologi pendidikan, psikologi pendidikan, dan apalah itu. So, gimana caranya menguasai orang banyak dan membuat mereka mengerti. Tralalal………aaaaaaaaaaaaaaaaa
            Ternyata mengajar itu menyenangkan. Kelas satu SMP itu nggak beda jauh sama anak kelas 6 SD. Kalau kelas dua SMP itu semacam anak SD yang udah minta diperhatikan karena mereka berbeda, berlagak sok dewasa atau ingin dianggap seperti seorang remaja. Yang jelas,,, need extra sabar, nggak harus menuruti permintaan mereka kq. We just need to be comfort when give a materi. So far, ngajar ekskul teater di SMPK Cor Jesu sempat bikin bingung juga. Soalnya ada beberapa anak yang manja dan mereka minta didorong untuk terus mau mengeksplor kemampuan mereka. Ada juga yang sibuk ngobrol dengan temannya, ada yang pendiem, ada yang curi-curi pandang. Wah lucu pokoknya…. Seru men..
            Minggunya, aku kepoin teman and berniat bantuin ngajar teater di SD-nya. Kalau kemarin murid SMP, gimana murid SD? Apakah seunyu dan semanja atau senakal itu? Wow… aku dapat ijin. Berangkatlah kita tadi pagi ke SD Islam Plus Al Kautsar. Nggak beda sama Cor Jesu, sama-sama sekolah elite yang mungkin bawaannya dimanjain dari rumah. Hmmm… murid SD? Gimana cara ngatur dan ngajarin mereka ya?
latihan tiru gerakan orang pertama
            Ternyata, murid SD itu moody bangetssss… jadi, guru harus ekstra aktif dan kreatif ngasih materi. Mereka pun kalau nggak suka juga bilang nggak, mintanya main terus. Ya permainan-permainan dan meditasi. Lak ngene terus aku lak yo gag sido ngajar, lha njaluke main game terus i. yang ini need ekstra perhatian. Jadi pernah semisal gini, anaknya males dan selalu bilang “Kak Capek, akh bosen kak kalo gitu terus”. Dan kita musti jawab gini “apa meisya sayang? Ah, masak gini capek. Yang semangat ya sayang. Jangan sering bilang tidak bisa, ntar jadi motivasi kamu buat nggak bisa sebelum kamu coba. Ayo… ayo… dicoba lagi, kakak ajarin sini”. Blee… klo begini terus bisa berbusa nih mulut, nggak cocok untuk orang-orang perfeksionisme yang pake cara otoriter dan sekehendaknya sendiri. Dituntut lebih adaptif dan selalu tersenyum menghadapi bocah-bocah kecil, butuh ekstra sabar dan ikhlas agar nggak sia-sia nyampein materinya.
            Oia, murid SD itu jujur-jujur loh. Kalau mereka nggak suka, mereka akan bilang suka. Kalau mereka bilang suka, mereka beneran suka. Meski kadang ada komentar yang mak jlebbb dan mereka nggak ngerasa. Yang penting, disini posisi kita adalah belajar. Belajar menyampaikan materi, membuat orang lain paham maksud kita dan selagi ada media gratis buat praktek kenapa enggak? Kapan lagi kita praktek dan membagi pengetahuan dari hobi yang jadi kegemaran kita? Iya kan? Iya to? Udah… di Iya-in aja…. 
anak kelas 7 latihan dialog dari naskah main





suasana diskusi yang ribut beud...
latihan menghapus jejak siswa kelas 2 SMP