post Istimewa

Minggu, 17 November 2013

Travelers’ Tale. Belok Kanan: Barcelona!




“A Thousand mile journey begins with the first step.”
                                                            ~~~Lao Tzu

            Satu kalimat yang akan mengantarkanmu ke gerbang petualangan paling liar dan tak terkendali. Dimulai dari langkah pertamalah sebuah petualangan seseorang dimulai. Tanpa melangkah, tidak akan ada satu kisah yang akan diangkat menjadi sebuah cerita dari petualangan-petualanganmu. Ya, semua dimulai dari langkah pertama. Termasuk kali ini aku akan menulis tentang mimpi yang akan aku perjuangkan karna motivasi yang mendalam dari membaca buku ini. “Travelers’ Tale. Belok Kanan: Barcelona!” an inspired book J. Bukan Barcelona yang aku kejar, tapi negeri disana… disana… tepat disebelah kananmu..
            Part pertama buku ini menggambarkan karakter keempat tokohnya. Farah Babedan, WNI yang diusia 30 tahunnya kerja in the middle of nowhere – (pedalaman) Vietnam sebagai tukang pantau pembangunan resort tepi pantai Hoi An. Keturunan arab dan background  keluarga besarnya banyak yang tinggal di Yaman. Cantik secara fisik dan pemikiran, she always lucky on many situation. Takut bakal loser her beloved friend that will get married. Farah beraniin buat perjalanan jauh menuju kemiskinan to Barcelona, negeri katalunya… “Gue harus datang ke Barcelona. Makna dari masa depan gue ada disana K”.
“Traveling- it leaves you speechless, then turn you into a storyteller”
                                                            ~~~Ibn Batuta

            I think you better eat spoonful of instant coffee because it’s easier”. Kata Francis 3 tahun yang lalu pada hari sabtu, pukul 5 sore di tanggal 26 Agustus. Aku Retno Wulandari, pecinta kafein dan pemilik memori yang tajam. Sejak kecil, liburan jauh itu di rumah nenek. Rumah nenek di Jakarta Cuma perlu nyebrang jalan dari rumahku. Kebayangkan seberapa dekat jarak rumah kami. Itu alasan kenapa aku ngak suka tugas menceritakan liburan. Sejak kami berpisah, aku meninggalkan sahabatku untuk kerja jadi staf KBRI di Kopenhagen-Denmark.  Negara dingin yang bikin aku tambah betah buat ngonsumsi kafein. “And suddenly I miss him seraya meninggalkan area pedestrian Vimmelskaftet.

Jusuf Hasanuddin, cowok narsis yang merasa paling Kece dan suka banget sama farah ini(walaupun cuma sekedar CiDaHa) biasa di panggil ucup. Mereka berkawan sejak sekolah dasar. Ucup paling lama tinggal di Indonesia sampai akhirnya dia minder karena ketiga sahabatnya udah pada kerja di luar negeri. Akhirnya dia ngeberaniin buat ngelamar bidang intern perusahaan sebagai asisten regional marketing manager(yang ditranslasikan secara bebas sebagai pelayan underpaid  yang harus rela disuruh apa aja) pada perusahaan jasa kirim surat di cabang cape town, Afrika Selatan. Ini adalah pekerjaan impian ucup… setidaknya awalnya. Pekerjaan yang mengharuskan dia travel banyak. Sayangnya bos si ucup membawahi area barat Afrika. Yang mana kebanyakan negara sedang..
1.      Perang dengan satu sama lain atau,
2.      Perang saudara atau,
3.      Sedang terkena embargo dari PBB atau,
4.      Paket combo ketiganya.

Dan terakhir seorang cowok keturunan chinesse yang tiap harinya mesti berkutat dengan piano paling enggak lima jam, ngelatih jari-jari tangan supaya nggak kaku. I have to travel by myself from city to city. Terbang, Check-in di hotel, gladi resik di concert hall, recital piano malemnya, dan besoknya kudu terbang lagi ke kota lain. Berulang-ulang. Being a concert pianist is one of the loneliest job in the world. Not to mention a boring one. Yeah,  I’m Francis Lim, sejak lulus SMA. aku melanjutkan sekolah piano di Kansas, kota yang sekarang menjadi tempat tinggalku. Inez Algeria de la Pena, gadis katalunya dari Barcelona adalah seorang yang akan kunikahi di Monestir del Poble Espanyol. 1 oktober 2006 pukul 1 siang, aku harap ketiga sahabatku akan datang dan bertemu dengan Inez.

            Farah- I hate Flying
            Gue sampai di Amman setelah transit di Saigon, Bangkok dan Dubai, dan secara boarderline over-dosis menenggak obat tidur. Manusia konroversial yang suka traveling tapi nggak suka terbang gara-gara waktu kecil pernah naik pesawat yang mesinnya rusak. So, semua berakhir dengan pendaratan darurat di atas ladang jagung. Karena muka arab gue, banyak orang ngajak ngomong pake bahasa arab tiap kali gue tukar uang. Padahal sebenernya gue kagak bisa ngomong arab sama sekali.
“Francis nembak saya, tapi saya tolak”.
“dihari ulang tahun saya, Francis kirim buket bunga”.
“lagu yang dimainkan Francis, didedikasikan buat saya”.
Retno, bahkan diantara kita cuma retno yang dapat undangan pernikahan betulan yang dikirim secara snail mail. Aaarrrgghh… There’s no way yau can hate her, she’s such a lovely girl. Tapi masalahnya, Francis suka sama dia, bukan sama gue. Bahkan udah dua kali francis nembak retno. Dua-duanya ditolak.

            Jusuf-
            Nggak ada alasan buat gue terbang ke Barcelona, cuti dan uang. Sambil nunggu boarding dalam kottoka airport, Kenya. Gue keliling nyari tahu harga tiket. Abidjan-Barcelona-Cape town diluar kendali kantong gue. Adalah shocking  bagi gue bahwa farah nekat pergi apalagi untuk menghentikan pernikahan francis.
Farah akan menghentikan francis.., demi dirinya sendiri.
Gua harus menghentikan Farah…, demi gua.

            Dalam perjalanan menuju Abidjan, airport-nya, Aeroport International Felix Houhouet-Boigny. Tiba-tiba mesin pesawat rusak dan terpaksa grass landing dengan indah di airport felix phou..phou… phououo…. Waktu yang tepat untuk menyesali semua kesalahan.”BUT LET’S JUST CONCENTRATE ON DYING, YES?’’ ternyata kata dying dari mulut gue membuat semua orang tambah jerit. Shit!...
Semua hening. Gua dapat liat cahaya putih.

            Dan merah. Dan biru. Ternyata itu ambulans. Pfiuh… kirain malaikat.
“Monsieur Jusuf?” sapa madam yang gue mintain tolong buat ngebeliin tiket Abdijan ke Barcelona.
“Jusuf…?” sebuah suara berat memanggil dari arah belakang. Seorang Gunther, country manager dari cabang negara ini. “masuk kantor saya, yuk..”.
“Ada apa sih pak?”
“bagaimana ya menjelaskannya, semalam di berita pukul sembilan, para pemberontak menyatakan bahwa perang dibuka kembali. Kita resmi dalam situasi perang”.
“lalu pak…” Tanya gue.
“kita akan segera dievakuasi ke negara terdekat. Ghana”.

            Gunther menyewa tentara bayaran yang akan membawa kita dari tengah kota ke airport Cote d’Ivoire. Ke helicopter sewaannya. Saat itu mata gue dengan cekatan ngeliat pesawat-pesawat berbendera merah-kuning-merah. Kata seorang chef yang gue tanyain, ternyata ada pesawat Espanol. Kabar buruknya, pesawat sedang melaju lepas landas. GKGKGK
“C’mon Jusuf! Cepat masuk!”. Teriak Gunther
“semoga anda selamat dijalan..” teriak gue

            Gue berlari melintasi pesawat taxiway dan mengejar salah satu pesawat kargo yang baling-balingnya mulai menyala. Benar, ini negara yang benar. Pesawat Evakuasi Maroko. Selangkah lebih dekat ke Spanyol.

Retno~EURO Trip
Besok malam saya akan terbang ke Amsterdam dengan menggunakan Sterling. Passport dengan visa schenge sudah saya siapkan. Tidak banyak barang yang saya siapkan. Hanya sebuah kamera bermemori super tinggi. Satu barang wajib yang tidak boleh tertinggal. Joko, seorang teman yang lagi studi disini telah menjemputku. Dia menawarkan diri sebagai Tour Guide selama beberapa jam. Dan kami pergi ke kawasan Red-Light. Kawasan dengan etalase berisi perempuan timur tengah sampai keturunan afrika yang menjual dirinya dalam kaca. Belanda adalah negara pertama yang melegalkan penjualan ganja di tahun 1976 serta pernikahan sesama jenis.

“Traveling- It offers you a hundred of roads to adventure and gives your heart wings!”
                                                                                    ~~~Ibn Batuta

            “We always question life. But can life question us?
            …. Can life question you, Francis?...”
            Aku tidak menjawab pertanyaan, ada rasa yang menusuk didadaku walaupun tidak seperih apa yang aku rasakan waktu pertama kalinya rasa sayang itu aku nyatakan. Retno telah menolakku untuk yang kedua kalinya. Alasannya sangat sederhana. Dia pergi kemasjid dan sholat lima waktu sedang aku pergi ke Kathedral untuk berdo’a. iman kami berbeda. Latar belakang kami tidak bisa menyatukan jalan kami kedepannya.

            Hercules berangkat dan kita sampai di Yoff-Leopold sedar senghor international Airport di Dakar, Senegal. A lovely city sebelum gue tiba di maroko bareng 334 pengungsi lainnya. Atas ijin kedutaan Maroko yang gue kantongin, evakuasi gratis itu dilanjutkan ke Casablanca, Maroko. Sebelum gue dapat transportasi terbaik ke Barcelona dengan kereta api tengah malam. Sampai di Rabat pukul empat pagi dan sampai Tangier pukul delapan. Dari san ague akan naik Feri ke Alegciras atau Salamanca. Setelah sampai sana, gue akan mencari transportasi lain ke Barcelona-Jusuf.

            Sesampainya di Barcelona, Retno hadir di konser piano Francis. Mereka janji untuk bertemu di Starbucks La Rambla sebelum setelah itu dompet, passport serta kado untuk retno hilang. Akhirnya mereka berdua pergi ke kedutaan Indonesia terdekat di Milan. Ketika mereka berdua telah berangkat. Farah datang ke Barcelona, tepatnya di hotel tempat retno mengajaknya berbagi kamar. Farah sudah menunggu terlalu lama dalam dingin.

            Jusuf~ketika mengantri di passport control puerte de Algeciras, empat orang polisi spanyol mulai creeping up dari belakang dan menyetrum gue sampe pingsan.

“Buenos Dias, Señor!” sapanya ramah dengan suara menggaung.
“pihak imigrasi internasional Puerto de Algeciras menyatakan permintaan maafnya atas kesalahan minor…-note the fuckng emphasis on the fucking minor~” K sambungnya.

            “baiklah, ini barang-barang anda.” Menyerahkan ransel gue yang acak-acakan habis diperiksa. “maafkan kami señor. Kami kira anda termasuk jaringan Al-Qaeda di Asia Timur. Pas sekali. Paspor anda Indonesia. Visa aktif semua negara—negara Afrika yang berkonflik, anda berwajah Asia dan on top of everything else anda bernama Jusuf.”
You are sick! All of you,” balas gue. Sebenernya gue udah muak, tapi gara-gara kesalahpahaman ini gue dapat ganti tiket kelas bisnis ke Barcelona dan uang tunai € 2000 sebagai uang tutup mulut. YIPIEEEE!!!
Bye Malaga…. Barcelona I’m Coming… J

            Segera setelah money exchange, gue dengan royalnya pesan taxi dan …
“ Café la Rambla Senor!”
“Café? Bar? Tanya sopir taxi
Dikeramaian la Rambla, neon sign itu menetramkan hati. Masuk café la Rambla, semua berjenis laki-laki dengan jaket kulit. Dengan tatapan nanar, semua orang melihat gue. Cepat gue telpon farah dan nanyain posisi. Ouwh Crap……. This is a gay bar.

            Di starbucks la Rambla, Farah bertemu dengan Retno dan Francis. Kami berebut memberi kejutan sesaat sebelum jusuf datang. Kami berempat bernostalgia dan tentu saja saling berebut memberi kejutan.
“Hh.., guys…, gua punya surprise buat kalian” gue tidak boleh terlambat.
“gue dulu!” seru Farah.
“Aku dulu!” seru Francis.

Falling Apart
Francis menjadi lebih keras, dari jusuf.
“gue mau bilang bahwa gue…..” Jusuf
“FRANCIS, GUE SAYANG SAMA ELO.” Sahut Farah, sontak semua mata terbelalak. Dan semua jantung berhenti berdetak.
“.. dari dulu, Cuma gue gak berani ngungkapin…” isak farah menderu.
“Elo cis, dari dulu sibuk nunjukin ke gue sama ucup gimana loe mati-matian ngejar retno. Meskipun elo gak punya harapan. Dan elo ret, elo sibuk pamer betapa elo dengan entengnya nolak dia. Dua kali!!!” sergah farah.
“Francis, elo mau kan jadi suami gue?” Tanya farah.
“tinggalin Inez untuk gue, nama kita Francis-Farah. We belong together”.

“Kemarin….” Francis mulai membuka percakapan.
“aku membatalkan pernikahan dengan Inez”.
Semua orang kembali diam,kembali shock. For my part, gue cukup kaget dengan ini. Francis pernah bilang kalau keluarga Inez adalah wiraswastawan jagal babi. Personally, gue cenderung ingin hidup rukun dengan keluarga tukang jagal.

“aku batalin nikah karena aku ingin sekali ngajak Retno nikah..” lanjut Francis.
“WHAT…!!!” semua.

“perjalanan kemarin buat aku sadar sesuatu, you’re the love of my life.” Francis menatap retno.
“kalian berdua, un-Fucking believable…” isak farah sambil berdiri dan pergi.
“udah tidak ada alasan buat gue harus ada di sini,”

“oh, ada”. Akhirnya ada kesempatan buat gue ngomong.
“ ehm… karena selama ini loe sayang sama Francis dan curhat ke gue, Far…, elu gak pernah tau, dan kalian juga gak pernah tahu bahwa…”
“bahwa gue sayang elu far…”

jika Francis gigih, gua juga bisa!. Gua udah grasslanding, evakuasi, disetrum dan gay bar! Don’t forget for the gay bar! Gua gak datang sejauh ini untuk menjadi Mr. See you later! Gue sampe di gate 12 ketika pintu boarding menutup.
“Tunggu!”
TIDAK…
Gue paksa buka pintu!
Gue tendang!
Gue pukul!
Gue tarik!
Gue dorong!
“Farah jangan pergi ke Vietnam!!!”
BERI GUA JAWABAN!!!
FARAH!!!
JANGAN PERGI!!!
Tangis gue pecah, gue terkulai di pintu yang terkunci itu. Untuk pertama kalinya, gue menangis. After all the crap I went thru. Di sini gue menangis.

“senor.., pesawat ini pergi ke Frankfurt.”
“pesawat yang anda cari mungkin ada di Gate sebelah”.

Sambil mengumpulkan harga diri gue yang tercecer disana-sini, ternyata ini gate 11 dan gate 12 ada di sebelahnya. Bidadari itu terdiam didalam boarding gate 12. This time I checked, thank you very much.

Now, I get someone who really I need. Farah


JJJ
Karena buku ini, aku jadi punya niat baru. Singapura sebelum mendapatkan title sarjana di semester delapan. Yakin aja… tuhan pasti memeluk mimpi-mimpi kita.
Thanks a lot for Alaya Setya, Ninit Yunita, Imam Hidajat dan kak Adhitya Mulya. Your story telling us how crazy traveling is… :)