Baru kemarin siang, 5 november 2013 punya kesempatan untuk menengok
salah satu wanawisata pantai di daerah kabupaten Malang selatan setelah tahun
ke 3 tinggal di Malang #ngenes.
Sebuah pantai dengan pasir putih yang halus, debur ombak yang cukup tinggi dan pantai datar untuk
menjemput kedatangan ombak. Sebuah tempat yang sunyi, jarang terjamah dan looks nature itu bernama Ngantep. Wisata Religi Pantai
Ngantep.
Pagi kemarin seharusnya aku ada di pelabuhan pasuruan untuk studi
karakter/observasi prilaku para pelaut dan masyarakat pesisir pantai untuk
kebutuhan perwatakan aktor. Namun karena pagi itu Schedule agak berantakan, plan
yang sudah direncanakan jauh-jauh hari kayak karet (tarik-ulur).
Akhirnya dengan perasaan sedikit dongkol, aku nggak ikut observasi dan memilih
untuk iseng ngirim sms ke anak sanggar yang sering stay on disana. Iseng aja sih, Cuma ngirim SMS yang isinya ngajak
main ke pantai pagi ini. Hahaha… and
there are no respon.
Masih pagi untuk beraktivitas, kusambar kretaku(#bahasa anak medan(motor)) dengan santainya sambil keliling
pertokoan kota malang sembari mencari sesuatu. Tidak ada yang istimewa dari
semua toko-toko yang kudatangi. Barang yang kucari itu sifatnya masih barang high price, mesti berfikir ulang untuk
membeli barang yang kurang begitu penting akhir-akhir ini.
Sampai disanggar, all people
pada persiapan. Ada yang bingung baju ganti, helm, makanan, kendaraan and many others. And then, dengan
naturalnya aku tanya.
“pada mau kemana nih. Sibuk amat kayak mau renang?” Tanyaku
“lho mbak, giman sih! Kan tadi sampean jarkom buat siap-siap ke pantai.
Ya nih anak-anak lagi persiapan ke pantai. Mau renang juga.” Sahut omim,
setingkat lebih muda angkatan diklatnya.
“loh, jadi to?! Aku kan Cuma iseng. Hehe… ya udah, aku ikut!” jawabku
bersemangat.
Dengan kostum ala kadarnya. Tanpa baju ganti dan pernak pernik lainnya.
Kami berangkat berlima dari sanggar. Aku, Kamal, Reza plur, dewi, omim dan
kriting. Dengan santainya sepeda motor melaju diatas 60 km/h. dipertigaan
Sukun, kita terpecah jadi dua kelompok. Aku termasuk volunteer kelompok yang
keblabas sampai daerah Malang selatan.
Bisa dibilang kita lagi thowaf keliling Malang bagian selatan. Akhirnya
Sekembalinya di Bululawang mampir dulu
ke rumah anak Hampa yang asli domisili di malang. Ratih, cewek kriting sastra
Jerman yang hobinya bawain makanan segudang buat swasembada di pantai.
“Alhamdulillah….” Ucap segala
suara.
Siang itu, tepat jam 12 siang. Kita pergi ke pantai selatan bertujuh.
Tak lupa maminya Ratih kasih sebuah pepaya super gede buat sangu. Hahaha
Ngantep, tujuan kita bergeser dari Balekambang ke Ngantep. Terpencil
banget pantainya, jalanannya terjal dan berbatu. Tapi disekelilingnya, Luar
biasa…. senja itu, santai kayak di pantai. Nganteb untuk beberapa jam sampai
matahari terbenam. Ombaknya??? Jangan ditanya lagi tentang itu, pantai selatan
selalu luar biasa… ~(v.v)`~