post Istimewa

Senin, 18 November 2013

Senja di Ngantep dan sepotong kesan




Baru kemarin siang, 5 november 2013 punya kesempatan untuk menengok salah satu wanawisata pantai di daerah kabupaten Malang selatan setelah tahun ke 3 tinggal di Malang #ngenes. Sebuah pantai dengan pasir putih yang halus, debur ombak  yang cukup tinggi dan pantai datar untuk menjemput kedatangan ombak. Sebuah tempat yang sunyi, jarang terjamah dan looks nature  itu bernama Ngantep. Wisata Religi Pantai Ngantep.

Pagi kemarin seharusnya aku ada di pelabuhan pasuruan untuk studi karakter/observasi prilaku para pelaut dan masyarakat pesisir pantai untuk kebutuhan perwatakan aktor. Namun karena pagi itu Schedule agak berantakan, plan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari kayak karet (tarik-ulur). Akhirnya dengan perasaan sedikit dongkol, aku nggak ikut observasi dan memilih untuk iseng ngirim sms ke anak sanggar yang sering stay on disana. Iseng aja sih, Cuma ngirim SMS yang isinya ngajak main ke pantai pagi ini. Hahaha… and there are no respon.

Masih pagi untuk beraktivitas, kusambar kretaku(#bahasa anak medan(motor)) dengan santainya sambil keliling pertokoan kota malang sembari mencari sesuatu. Tidak ada yang istimewa dari semua toko-toko yang kudatangi. Barang yang kucari itu sifatnya masih barang high price, mesti berfikir ulang untuk membeli barang yang kurang begitu penting akhir-akhir ini.

Sampai disanggar, all people pada persiapan. Ada yang bingung baju ganti, helm, makanan, kendaraan and many others. And then, dengan naturalnya aku tanya.

“pada mau kemana nih. Sibuk amat kayak mau renang?” Tanyaku
“lho mbak, giman sih! Kan tadi sampean jarkom buat siap-siap ke pantai. Ya nih anak-anak lagi persiapan ke pantai. Mau renang juga.” Sahut omim, setingkat lebih muda angkatan diklatnya.

“loh, jadi to?! Aku kan Cuma iseng. Hehe… ya udah, aku ikut!” jawabku bersemangat.


Dengan kostum ala kadarnya. Tanpa baju ganti dan pernak pernik lainnya. Kami berangkat berlima dari sanggar. Aku, Kamal, Reza plur, dewi, omim dan kriting. Dengan santainya sepeda motor melaju diatas 60 km/h. dipertigaan Sukun, kita terpecah jadi dua kelompok. Aku termasuk volunteer kelompok yang keblabas sampai daerah  Malang selatan. Bisa dibilang kita lagi thowaf  keliling Malang bagian selatan. Akhirnya Sekembalinya di Bululawang  mampir dulu ke rumah anak Hampa yang asli domisili di malang. Ratih, cewek kriting sastra Jerman yang hobinya bawain makanan segudang buat swasembada di pantai.

Alhamdulillah….” Ucap segala suara.
Siang itu, tepat jam 12 siang. Kita pergi ke pantai selatan bertujuh. Tak lupa maminya Ratih kasih sebuah pepaya super gede buat sangu. Hahaha

Ngantep, tujuan kita bergeser dari Balekambang ke Ngantep. Terpencil banget pantainya, jalanannya terjal dan berbatu. Tapi disekelilingnya, Luar biasa…. senja itu, santai kayak di pantai. Nganteb untuk beberapa jam sampai matahari terbenam. Ombaknya??? Jangan ditanya lagi tentang itu, pantai selatan selalu luar biasa… ~(v.v)`~