Januari
2014 telah resmi ditutup dengan sepaket petualangan nyaris mengenaskan L. Ya, di akhir bulan januari kemarin aku menyempatkan
diri untuk berlibur ke rumah teman-teman kampus yang domisili Kediri. Plan ini udah direncanakan beberapa
minggu sebelumnya. Tujuannya sih macem-macem. Salah satunya berkunjung ke
sebuah klenteng untuk mengikuti imlek tahun kuda kayu.
Aku,
pesut, ulin, whindy, dan ema adalah lima kepala dengan bermacam-macam isi.
Pesut, ulin dan ema anak Kediri asli yang balik kampung buat tengok emak bapak,
lingkungan rumah pesut yang multikultur punya banyak cerita. Etnis cina yang
tinggal disekeliling rumahnya slalu ngadain perayaan imlek.
Dipilihlah
hari jum’at yang indah, hari sebelum perayaan imlek. Kami berlima dengan 3
sepeda motor berangkat pukul 10.00 pagi lewat jalur Malang-Kediri yang juga
melewati kecamatan pujon, ngantang, kasembon. Bahkan ketika sampai di pujon
melewati kota Batu, kami berlima sempet beli produk olahan susu sapi terkenal
di Malang yang diproduksi Koperasi Susu Sae Pujon. Ramailah kami beli susu
sapi, yoghurt. Aku sempetin beli susu sapi murni #penasaran.
Ada
sebuah waduk besar yang dulu aku kira pesisir pantai. Namanya waduk selorejo,
salah . Whindy yang ngebet banget buat dapat foto jembatan di waduk ini jadi
inisiatif kami buat mampir. Dari pertigaan jalan besar, masuk sekamir 3km baru kami
sampai di waduk Selorejo. PJB juga pakai waduk ini sebagai salah satu tenaga
pembangkit listrik. Kami berlima dengan tampang bego udah sukses kena zonk…
ternyata masuk waduk dengan tampang bego bikin kami kena charge 10k/orang.
Haha…. Bego banget. Ngapain juga masuk, kan Cuma perlu foto doang.
Melewati
daerah pujon dan ngantang merupakan hal yang bikin kami rileks, udara yang
dingin dan segar. Jalanan berkelok-kelok beberapa puluh kilometer. Sungai
dangkal beraliran deras dengan batu-batu kali besar yang cocok untuk rafting.
Kawasan pegunungan dengan sungai dan tebing yang kelihatannya rawan longsor.
Tentunya jurang yang dalam juga teman sepanjang perjalanan kami. Kami sempatin
foto-foto sepanjang jalan, diseberang air terjun (Mampir=ticketing), dan juga
foto didekat jembatan biru (symbol lewat jalur ngantang).
Sampai
di Kediri, kami mampir ke rumahnya uni ulin di daerah pare. Dengan khilaf dan
kesengajaan, meja penuh tatakan udah tandas. Beberapa botol teh juga keikut
minum gara-gara ngilangin rasa buah durian. Biasanya aku anti durian, kali ini
dengan sepenuh kekuatan dan I’tikhaf. Dua biji durian pun tandas. Dua biji
men,,, bukan dua buah. Itu aja udah sukses bikin aku enek… geblek….
Uni
ulin sama whindy selepas magrib udah bangunin aku sama pesut yang tidur
kekenyangan. Hello….. what the hell of it L imlek mamen… imleknya udah dimulai mala mini.. perayaan Gong Xi Fat
Chai.
Kami
berempat cabut dari Kediri kota. Cusss kedepan SMAN 1 Kediri. Didepannya ada
penjual Martabak + Terang Bulan. Terang bulan kalo biasanya Cuma d = 10cm, yg
ini beda… d = 20 cm. gedeeee banget… belum lagi martabaknya full daging.
Sembari nunggu pesenan, kami cusss ke terminal. Ada sebuah komplek dengan
jajaran warung yang hanya menjual soto, Soto Tamanan. Kq bisa ya, 10 warung
soto berdiri sejajar. Sama-sama rame, sama-sama laris.
Trus
main ke alun-alun Kediri, pesen kopi sambil makan martabak+terang bulan… asoy
boy… kenyang banget, dan bego-nya kami baru ingat klo kami mau pergi ke
klenteng. Mana udah terlalu malam juga, jadi habis dari alun-alun kami pulang.
Besok
siangnya, berlima … kami mampir ke rumahnya Ema. Main ke brigif, tengok rusa.
Maunya sih mukulin tuh rusa, abis gemes banget J
Malamnya
kami main ke monument simpang lima gumul yang kayak monument De Arch di Eropa.
Bagus sih, Cuma ya gitu. Just monument, not more. .. and then mampir ke pasar
malam. Nyoba jajanan pinggir jalan di sepanjang pasar malam simpang lima gumul.
And
then … sempet mampir ke penjual nasi goreng depan santa maria. Nasi goreng
disini kebanyakan khas. Nggorengnya pake
arang, jadi sekali masak Cuma buat satu porsi. Enak kq J… lalalallaaaa…. Main ke Kediri Town Square. Masih
bagus malang JJJJJ
At
least, hari minggu kami balik ke malang. Jalanan sepanjang ngantang dan pujon
banyak spot longsor. Sungai yang kemarin Cuma 5meter, berubah jadi 10 meter.
Warung yang sempet kami liat pas berangkat, udah rata dengan tanah. Ada spot
jalan di daerah ngantang yang longsor dan tinggal ¼ badan jalan. Tim SAR and
Rescue dibantu polisi dan tentara banyak yang jaga… aku liat ada sebuah garasi
rumah, eh bagian belakangnya udah habis kegerus air. Air terjun kemarin
warnanya bukan lagi putih, tapi coklat. Jembatan ke air terjunnya ambrol, ada
juga sebuah jembatan yang kearah pemukiman penduduk ambrol. Tentara dibantu masyarakat
sekitar rame-rame bikin jembatan dari anyaman bambu. Luar biasa sekali readers. Itu semua terjadi jum’at sore
saat hujan deras, tepat beberapa jam setelah kami berlima lewat sana. Tuhan
yang baik, kami masih selamat J
volunter sibuk ngatur lalu lintas |
akibat banjir bandang sama longsor. jalan tergerus 3/4 bagian |
so, akibatnya agak macet |
tebing sungainya meracau kena hempasan air |