Aku
mulai menulis lagi. Ketika tiba pada waktunya kita harus hidup dengan
kata-kata, maka aku akan hidup. Ketika kita harus hidup dengan air mata, aku
juga akan tetap hidup. Ini hanya sebuah perumpamaan tentang kehidupan. Aku menulis
cerita ini dengan kesadaran mengambang. Aku menulis tanpa ada sabotase, tutup
menutupi, mengharubirukan, menjatuhkan maupun mewarnainya dengan pelangi
kata-kata agar terlihat indah. Tidak. percayalah. Aku menulis ini dengan sangat
sadar. Aku sekedar memberitahumu tentang sebuah kejadian yang pernah menimpaku.
Ini kutulis dari sudut pandangku. Aku tidak sedang tersakiti, bahagia, terharu,
bersemangat dan tidak sedang terjangkiti virus-virus pendapat yang meracuni
pikiranku.
Aku
tidak tahu dari mana ini berrmula. Aku tidak mempunyai hasrat untuk mandi dalam
lumpur yang bisa menenggelamkanku ataupun euphoria kebahagiaan yang akan
kuterima. Aku merasa bahwa ini bukan sepenuhnya salahku. Bukan atas
sepemahamanku. Ini adalah sebuah sistem yang pada akhirnya sedikit mengganggu
dan menghancurkan beberapa hari tenang di libur panjangku. Aku sedang ingin
bercerita tenatang topeng-topeng yang digunakan oleh orang-orang disampingku. Aku
sedang ingin bercerita tentang hitam putih pikiran-pikiran dan kondisi-kondisi
orang-orang yang berhasil mengganggu ketenangan tidurku. Aku sebenarnya sudah
muak dan ingin muntah. Namun masih banyak orang yang telah menyumbat darahku,
amarahku dan bahagiaku hingga aku masih tetap berjalan hinggi kini.