post Istimewa

Rabu, 21 Mei 2014

Mbalik Nag Deso

Suwene tha lah gag tau up date blog maneh. Sampe rancangan seratku sing ngendap nag ngisor meh dadi lemah atos. Ok, akehe cerito bakal tak cicil lewat tulisan iki siji-siji. Mugi katuraken.. (sudah lama sekali nggak pernah up date blog lagi. Sampai rancangan tulisanku sejak dulu sudah mengendap jadi tanah keras. Ok, satu persatu dari cerita sebanyak itu akan aku cicil lewat tulisan-tulisanku. Semoga berkenan J ).

Agenda liburan tiga bulan ini bakal terkuras untuk hal yang tak biasa. kalau biasanya tiap liburan semester aku suka ngetrip, kali ini mengingat tuntutan semester “Tua” adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Maka ritualnya jadi “Mbalek Nag Deso”. Koq bisa? Tentulah, di kampusku KKN identik dengan memberdayakan masyarakat pedesaan. Gimana caranya buat desa jadi hidup dan sepeninggalan kita bisa tetap berkembang. So that’s why we could says “Mbalek Nag Deso”.

Alhamdulillah, aku kebagian tempat di desa Kranggan. Sebuah desa di dataran tinggi di Kabupaten Malang. 10,5 Km arah timur lereng gunung kawi. Yups, tempat cari “Wangsit” biar cepat kaya bagi sebagian orang yang percaya. Dengan cara duduk di bawah pohon Dewandaru dan bila sehelai daun jatuh tepat mengarah ke kita. Kita bisa kaya mendadak. Itu rumor dan terbukti Cesss plengg……

Cukup!!!

Tapi kita tidak sedang membicarakan tentang keangkeran dan spiritualitas gunung kawi. Kita sedang bercerita tentang KKN-ku alias Mbalek Nag Deso. (Penasaran karo kawi? Share yuks J |#eakkk ).

Tempat tinggalku disini bareng anak satu posko sejumlah 20 orang, 12 cewek dan 8 cowok. (entah gue kagak tau kenapa ras cewek lebih banyak dari cowok. Bisa jadi emang 1 pria untuk 4 wanita #jareustadku. Ya sudahlah… penting asik. Yo tho!!!). yang cewek tinggal dirumah kepethengan desa kranggan, bapak Samud. Dan jarak satu rumah ada posko kita. Tempat tinggal para cowok-sowok alay yang cute banget #hiks. Beruntunglah bentuk rumah yang dibuat posko itu seperti rumah adat jawa dengan bagian yang luas di bagian dalamnya. Supaya mereka berdelapan bisa eksplore sembari menjaga motor-motor kami yang diinapkan disana.

Sementara ini, rumah-rumah yang kami tempati nyaman. Makanan yang tersedia enak khas deso dan lingkungan yang tidak terlalu ramai seperti Malang kota. Namun, ada satu hal yang bikin hati sempat ketar-ketir. Yups,,, Air. Air disini seperti benda Precious. Ini ciyus, gue kagak lagi 4l4y. air disini sangat berharga ble… beruntungnya kami tinggal ditempat orang baik J. Jadi kita tetep mandi dengan air dari sanyo meski dibatasi jumlah airnya, sedang sang pemilik rumah malah mandinya di air mengalir yang ada di blombang.
And there, we couldn’t wash our cloths. Kita Cuma bisa laoundry. Ya syukur kalau yang dicucikan pakaian biasanya. Kalau pakaian yang nggak biasanya? Masa habis pakai langsung buang L LL too hard to think it.

Ok, selama air masih jadi kendala disini. Gue harus hemat air juga. Hal kek begini yang nyusahin rambut panjang. Sumpah!!! Krisis air ini sedikit banyak jadi kendala. Sayangnya untuk ngusahain sumur bor atau tendon air, program itu butuh dana yang nggak sedikit. Nggak mungkin kita yang mahasiswa S1 bangunin infrasruktur begitu. If we know the ways, kita pingin bangun itu disini.

Mbalek nag deso ngilengake omah dewe. Penduduk disini ramah-ramah, harus lebih banyak tersenyum dan menyapa. Belajar bersikap manis pada semuanya.. terutama kelompok sendiri. Ada yang manja, kaku, peliiit, baik, pintar, radio rusak, pendiem, nuntut, dan juga yang masa bodo. Its okay. Bukankah kalau semua jadi anak baik atau semua jadi anak mama malah nggak akan menimbulkan kesan tersendiri. Yups,,, try to keep in touch with other J

Satu lagi, kebiasaan menghilang gue yang masih belum diketahui temen-temen baru gue disini ternyata udah sukses bikin mereka semua satu posko sibuk nyariin gue kemana-mana pas makan siang tadi gara-gara gue menghilang. Sebenarnya juga nggak menghilang begitu saja sih. Salah seorang di rumah ini, adiknya ibu Samad ngajak main kerumah neneknya yang berjarak 300 meter dari posko gue. Gue lupa kagak pamit sama yang lain. Jadi gue bukan mengilang tanpa jejak, tapi gue sedang mbangun koneksi sama penduduk lokal. Ya,,, itung-itung sebagai salah satu pendekatan biar proker gue berhasil.
Bukankah kita harus pintar-pintar pasang muka? Hahaha…

Its okay… lets Mbalek Nag Deso J