Bukti
Pinangan itu masih aku simpan dalam memori kartu SIM Simpatiku. Pinangan yang
terketik dengan sempurna, ya sempurna. Sempurna karena aku bahkan berfikir
keras untuk menyusun kata-katanya agar dapat memberikan makna yang jelas.
Bahkan karakter short messages-nya
terketik sepanjang 3 kali pesan SMS. Butuh perencanaan yang matang tuk
meyakinkanmu bergabung dalam timku. Ya, aku masih ingat pinangan itu…
Sragen, 25
Desember 2012 adalah hari dimana aku memulai petualangan backpackeran mengitari pulau jawa. Tentu saja saat itu aku merasa senang dan
tanpa beban, karena aku yakin bahwa backpacker mengajari kita banyak sudut
pandang, adaptasi lingkungan, manajemen waktu, keuangan, dan … berfikir serta
bertindak layaknya orang dewasa yang tau kapan saat yang tepat. Aku sangat
menikmati suasana itu, tanpa tugas, tanpa tanggung jawab organisasi dan
kebebasan pasca demisioner sebagai ibu rumah tangga.
Tapi, sore
itu dalam bus Surabaya – Jogja yang aku tumpangi keadaan tiba-tiba berubah.
Sebuah pesan dari ketua bidang kekaryaan dan ketua umum yang baru saja dilantik
masuk melalui inbox hp-q. isinya? Terketikkan bahwa mereka melamarku untuk
menjadi seorang koordinator(lagi) untuk membawahi bidang produksi selama
setahun kedepan. Dengan alasan yang tertera cukup sederhana. “Kompeten dan
mempunyai kapasitas di bidang ini”. Namun, aku tak menjawab. Karena aku tidak
berminat.
Bom-bom
pesan itu masih saja menghujani inbox hp-ku. Dengan telah mengulurnya terlalu
lama, aku mulai membalas pesan. Aku bersedia mengisi posisi koordinator bidang
produksi, tapi siapa yang akan menguatkan aku? Aku tidak mungkin berdiri
sendiri dalam posisi yang sebagian besar anggota memandang “Tinggi”. Aku takut,
aku takut bahwa aku tidak sanggup menjalankan amanah. Aku takut dalam
kegelisahan yang aku ciptakan sendiri.
Setelah
lama aku berfikir dan menimang lagi lamaran posisi itu, aku membalasnya. “Iya”…
Dan siapa
orang-orang yang akan menguatkan posisiku? Dua orang itu menyarankan beberapa
nama,,, yang mungkin secara pribadi akan cocok denganku walaupun aku sendiri
merasa tidak memiliki kedekatan emosional dengannya. Tapi, sekali lagi. Demi kemajuan
organisasi, kita harus membuka pikiran kita agar dapat berjalan kearah yang
lebih baik. Maka aku pun mulai mengetik lamaran berupa SMS yang kutujukan pada
mereka. Entah berapa kali aku menghapus susunan kalimatnya, tanpa menyingkat
kata-katanya dan berisi nada yang penuh penguatan agar mereka mau bergabung
dengaku.
Tapi, tidak
sedikit yang menolakku. Ya, banyak dari mereka yang menolakku untuk menjadi koordinator
mereka. Dengan alasan mereka merasa lebih senang bergabung pada bidang lain.
Aku sempat kecewa,,, kenapa? Tentu saja karena aku sudah merangkai banyak kata
dan menghabiskan banyak waktu untuk hanya sekedar mengetik SMS. Pengakuanku,
harapanku, mereka memudarkan itu. Aku tidak tau harus berkata apa, aku hanya
ingin bidangku diisi oleh orang-orang yang mau belajar bersamaku, mendampingiku
hingga akhir kepengurusan dan tentu saja setia padaku disaat banyak yang
memberikan halangan dan “hinaan”. Aku butuh orang-orang yang memberikan
motivasi dan dukungan untuk melangkah.
Sudah
banyak yang menolakku, tapi terakhir kali aku mengirim pesan itu. Ada dua orang
membalasnya dengan kata “IYA, saya dengan seluruh kekurangan yang saya miliki
akan berusaha semaksimal mungkin untuk berkarya dalam bidang produksi.”
Aku senang
sekali membaca pesan itu, walaupun aku tidak terlalu dekat dengan mereka, aku
percaya bahwa mereka akan mendampingiku hingga akhir kepengurusan.
Mereka
adalah Abdiyana Ihsan (Psi/’12)a.k.a Ihsan dan Fajar Gunawan (PTS/’11). Dua
cacak *kakak* Madura dengan background karakter yang benar-benar berbeda.
Mereka seperti air dengan arus, api dengan bara, kopi dengan ampas. Mereka dua
orang dari sisi yang berbeda. Dan mereka melengkapi diriku dengan cara mereka
yang sempurna. Air dan bara adalah satu hal. Tidak saling bertarung satu sama
lain, tapi mereka adalah satu bagian dari bagian lain yang tidak terpisahkan.
“Karena kita adalah satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan”…
Mereka
melengkapiku dalam bidang ini dengan sangat sempurna sampai kami
didemisionerkan kemarin malam.
Tentu saja
bidang kami tidak berjalan mulus begitu saja. Bahkan aku pernah drop karena
menyadari bahwa karakter mereka yang berbeda membuaku tidak mempu mengayomi
mereka mencapai apa yang mereka cari dari organisasi ini. Ya, saya sempat
menyerah dan dalam sebuah forum besar yang diadakan dipagi buta itu dengan
menangis tersedu-sedu saya memohon resign
pada forum. Saya tidak ingin mengecewakan mereka yang ingin belajar bersama
saya. Ya, mereka adalah dua orang yang berpendirian
luar biasa
untuk terus berkembang. Saya takut… takut… takut mengecewakan mereka..
Tapi
insiden yang dibarengi dengan pingsan itu tidak mendapat tanggapan. Forum
selalu menganggap bahwa saya mampu, bahkan ketum yang juga meyakinkan saya
bahwa saya mempu untuk bertahan pada bidang ini… percuma, mereka membantah tiap
argumen yang saya lontarkan.
Bahkan dia
juga berkata bahwa dengan terpilihnya pada posisi tertinggi tidak terlepas
karena dukungan saya sebagai salah satu yang selalu memberikan dia motivasi,
namun dia sadar kalau saya mundur perlahan-lahan. Seakan saya berencana
meninggalkannya sendiri.
Ya, aku
mengakuinya. Aku berencana mundur karena saya rasa dia telah melupakan saya,
tidak ada lagi kedekatan seperti ketika saya sebidang. Yang ada hanya tuntutan.
Tuntutan atas terlaksananya proker yang sudah saya dealkan. Tanpa adanya
“Penghargaan”, saya hanya ingin dihargai walau dengan ucapan dan senyum. Bukan
kata-kata hambar yang lalu menimpukkan seperti beban. Ya, aku benar-benar ingin
resign…
Lalu, dua
orang yang telah percaya padaku datang menghampiri. Mereka tersedu-sedan dan
peduli pada kondisiku yang saat itu terlihat mengenaskan. Ya, mereka lagi-lagi
menguatkan posisiku disaat aku merasa tidak sanggup lagi bersama mereka di
bidang itu. Mereka istimewa,,,
Apa kau
masih ingat ketika kita berbagi PJ, lalu ada program kita yang tiba-tiba di
delete di pertengahan jalan?, mengkonsep pementasan bersama, walaupunn banyak
yang terlihat GJ, tapi aku suka ketika kita masih terus saja berkoordinasi
dalam jangka waktu yang panjang ini dalam setiap pementasan. Lihat! Pementasan
kita ada 30 buah selama setahun, terlepas dari yang kita handle bersama dan
diambilalih yang lain. Kita hebat… kau percaya kan kalau kita hebat?
Maka, aku
tidak pernah menyesal lagi dapat belajar bersama kalian setahun ini. Kita ada
dengan watak yang saling berbeda, dengan karakter yang berupa-rupa, dan kita
ada untuk saling melengkapi… terimakasih my
son, kalian tetap solid sampai kita benar-benar didemisoner. Jadi, apakah
kita benar-benar berpisah dalam satu ikatan karena posisi kita saat ini? J
Hmmm, sudah..
sudah,,, aku sudah tidak ingin bermelow lagi L L L