post Istimewa

Minggu, 28 Desember 2014

Alone

for some reason, akhir-akhir ini hidup saya seperti dihantui tulisan dan kata -kata itu. semakin banyak kata yang dilontarkan, semua semakin menjadi beban saja. lama-lama jadi nggak bisa tidur tenang karenanya....

"You'll Never walk Alone" _Liverpool_

Kejadian itu diawali dari sebuah kekacauan yang terjadi di sebuah keluarga besar. bermula dari adegan kakak tertua yang tidak mau mengalah dan menyudutkan adik kesayangannya. mungkin sang kakak hanya sedang mengajaknya bergurau. bukankah seorang kakak (terutama bergenre laki -laki) selalu menyayangi adik yang tumbuh bersama dalam sebuah kelurga meski tanpa harus bertalikan darah?

sang kakak mengajak adiknya beradu mulut. menurutku, keras kepala kakak membuat dia membela diri habis -habisan tanpa ingin disalahkan. sedang sang adik tidak ingin dipandang sebagai seorang pengecut, hingga ia pun mati -matian mempertahankan pendapatnya. kejadian ini berlangsung lama, sedang di luar hujan turun mulai deras disertai petir. for her older brother, she gone to take his uniform.

kakak tertua masih membabi buta melontarkan pendapat dan acuh tak acuh terhadap apa yang sedang terjadi. semua orang di rumah itu ingin membantu sang adik, tapi apa daya? diantara mereka tidak ada yang lihai bersilat lidah. menutup mulut adalah satu -satunya jalan yang aman.

sekembalinya adik dengan menenteng sekantung plastik berisi pakaian. kakak tertua masih asik berbicara tanpa memandang ke arah adik kesayangannya yang telah basah kuyup oleh air hujan.

"Prankkk......"kolam kaca jatuh dan pecah, airnya membanjiri lantai, serpihan kaca beradu jadi satu. ikannya? ikannya mati terkapar karna insannya telah kering tanpa air. pada pandanganku, kakak tertua sedang mengajari adik-adiknya cara mengungkapkan pendapat di muka umum, cara mempertahankan argumen, cara memancing adik-adiknya berfikir lebih kritis dan tanggap. yang lebih penting, mengajari sang adik cara berjalan di "jalan raya" yang benar. meski demikian, semua kebenaran tampak salah untuk diterima saat kondisi tidak sesuai. semua hanya jadi luka ,,, disini..... *tunjuk hati*

ayah, ibu, paman, bibi, serta semua rekanan datang kemarin malam. mereka muncul dengan muka beringas, kedatangan kali ini dirumah singgah untuk melerai pertikaian yang sedang terjadi. bukankah bijak lebih banyak dilabelkan pada mereka yang lebih tua? kepada mereka yang sudah merasakan banyak asam garam di dunia?

yang aku ingat, kobaran api dihati mereka semua belum padam sampai saat ini. sengaja aku tulis, agar sejarah tidak terhenti. sejarah tentang "keluarga" yang ingin dipertahankan, tentang kepentingan sepihak, tentang pemikiran acuh tak acuh, tentang cinta, masa kejayaan dan tentang waktu... dimana aku dibesarkan selama lebih dari 3 tahun.

meski kadang masih merasa sakit *tunjuk hati* sampai hari ini... tiba -tiba isyarat itu...
"kamu tidak berjalan sendirian"

menenangkan (~v~)

semuanya tampak samar sekarang. aku masih harus berjalan -jalan sendiri, berlari sendiri, menangis sendiri, mengadu pada diri sendiri, tertawa sendiri,,, tak hanya itu, aku masih harus mengerjakan skripsiku sendiri, untuk dapat lulus dan hidup sendiri. hahaha

Bila sampai saat ini aku masih berdiri diatas puing-puing pecahan kaca akuarium, itu hanyalah agar atap rumah yang telah terburai ini tidak hancur. aku tidak ingin menjadi generasi terakhir..... dan apabila dengan "sendiri" aku harus menjalaninya, itu adalah kesepakatan hebat antara aku dan Tuhanku

*i expose this story not to judge somebody. it's only part story of my life. thanks for reading guys...