post Istimewa

Rabu, 22 Mei 2013

Aku mulai bercerita


Aku mulai menulis lagi. Ketika tiba pada waktunya kita harus hidup dengan kata-kata, maka aku akan hidup. Ketika kita harus hidup dengan air mata, aku juga akan tetap hidup. Ini hanya sebuah perumpamaan tentang kehidupan. Aku menulis cerita ini dengan kesadaran mengambang. Aku menulis tanpa ada sabotase, tutup menutupi, mengharubirukan, menjatuhkan maupun mewarnainya dengan pelangi kata-kata agar terlihat indah. Tidak. percayalah. Aku menulis ini dengan sangat sadar. Aku sekedar memberitahumu tentang sebuah kejadian yang pernah menimpaku. Ini kutulis dari sudut pandangku. Aku tidak sedang tersakiti, bahagia, terharu, bersemangat dan tidak sedang terjangkiti virus-virus pendapat yang meracuni pikiranku.
Aku tidak tahu dari mana ini berrmula. Aku tidak mempunyai hasrat untuk mandi dalam lumpur yang bisa menenggelamkanku ataupun euphoria kebahagiaan yang akan kuterima. Aku merasa bahwa ini bukan sepenuhnya salahku. Bukan atas sepemahamanku. Ini adalah sebuah sistem yang pada akhirnya sedikit mengganggu dan menghancurkan beberapa hari tenang di libur panjangku. Aku sedang ingin bercerita tenatang topeng-topeng yang digunakan oleh orang-orang disampingku. Aku sedang ingin bercerita tentang hitam putih pikiran-pikiran dan kondisi-kondisi orang-orang yang berhasil mengganggu ketenangan tidurku. Aku sebenarnya sudah muak dan ingin muntah. Namun masih banyak orang yang telah menyumbat darahku, amarahku dan bahagiaku hingga aku masih tetap berjalan hinggi kini.


Selasa, 14 Mei 2013

Koala

Pengen peluk koala... boneka koala.. yang bisa diajak merenung bersama, semedi bersama, curhat bersama dan uji ketahanan mata bersama. mungkin terlalu kekanan-kanakan. tapi tiba tiba ingat koala Australia, pingin punya boneka koala, hohoho... seandainya boneka koala diproduksi dalam ukuran yang cukup gede. masak boneka koala ukurannya minimalis. yang bener aja buk.. kalau yang kecilnya sekotak pensil itu dipake bantal kepala pun juga nggak kerasa. hahaha... boneka koala lope lope >.<"

|#ide gila menjelang ujian akhir terakhir besok rabu.
Malang, 14 Mei 2013

Mengingat-Mu

Tiba-tiba air mataku terjerembah. Menetes ke bawah dengan derasnya tanpa kusadari. Pikiranku tertuju pada satu objek yang dulu selalu kusanjung dan selalu menguatkan pijakan kakiku. Aku merundukkan kepala, aku rindu… aku rindu pada-Mu.
Semalam aku dan teman-teman yang akan didelegasikan untuk mengikuti sebuah perlombaan tingkat nasional di luar kota telah usai melakukan gladi bersih. Kru panggung, sutradara dan aktor berbagi tugas dan semangat hingga selarut ini ketika mahasiswa lain telah tidur, kami masih tetap berkegiatan. Aktor yang semakin mantap, harmoni musik yang semakin halus, lighting yang memanjakan mata dengan konsentrasi intensitas cahaya dan segenap tim sukses beserta punggawa hampa dan seluruh teman-teman komunitas lain yang turut berpartisipasi melihat karya kami.
Malam ini sudah terlalu larut, seperti malam-malam sebelumnya. Aku yang kebagian me-make up-I aktor, setiap malam harus bersabar dengan foundation, rembug, lira, blush on serta shadow yang warnanya sangat beragam. Yah, mungkin tiap orang yang mengenalku secara langsung tau pembawaanku. Berpakaian seadanya tanpa make up karena make up itu memakan waktu. Namun kini aku harus bisa merubah aktorku menjadi seseorang dengan make up yang terlihat “Beautiful underlamp”. Ada punggawa lain yang lebih mahir merias wajah, namun karena keluar kota dan manusia yang turut serta seadanya. Maka aku harus mampu merias ^_^. Jadi klo yang mahir butuh waktu 1,5 jam, maka aku bisa butuh waktu hampir 4 jam untuk merias seorang aktor.
Selesai semua perihal yang menyangkut persiapan panggung, kami membereskan tempat yang kami pakai dan pergi tidur. Tidur di pagi buta…………………… buta tanpa mentari, tanpa cahaya..
Alhasil kami bangun jam 7 pagi, itu bagi yang bangun. Masih ada yang belum memejamkan mata demi proyek download kartun horror. Atau yang masih nyenyak dengan deringan alarm(*kebangeten alaramnya sampe gak bisa bangun -_-)… dibukalah percakapan pagi kami disanggar. TV masih asik menyala tanpa tau siapa yang melihatnya, laptop tetap menyala dengan layar tipisnya. Ada dua orang yang semenjak pagi tadi ramai bercengkram. Mereka adalah kru panggung yang secara nyata dan sadar berkata
 “suwe yo gak tau sholat, aku pingin sholat jar.. “(lama ya nggak pernah sholat, aku ingin pergi sholat jar)
Sontan pernyataan itu mendapat tanggapan positif dari teman-teman. Bahkan yang tadi belum bangun mendadak sudah bangun dan dalam kondisi duduk sambil mengucek-ngucek mata.
Iyo ting, aku yo suwe gak sholat, aku pingin sholat ting. Ngko awakmu sing ngimami yo ting. Awakmu lak tau dadi arek pondok’an to” sambut gunajar. (iya ting, aku juga lama nggak pernah sholat. Aku ingin pergi sholat ting. Ntar kamu yang jadi imamnya ya ting. Kamu kan dulu pernah jadi santri pondok).
iyo, tapi aku suwe gak tau sholat, aku wedi ngimami. Ngko bacaanku salah piye?” sambut kriting. (Iya, tapi aku lama nggak pernah sholat, aku takut jadi imam. Ntar baca’anku bisa salah bagaimana coba?)
yo gag po-po jar. Ngko lak sholat ojo kesusu 5 wektu. Dicicil disik. Saiki dhuhur + Ashar + Magrib. Mene ditambahi maneh. Terus kesok’e maneh ditambahi maneh. Dadi suwi-suwi awakdewe biasah shalat 5 wektu.” Jawab fajar.( iya, tidak apa-apa jar. Nanti kalau sholat jangan langsung 5 waktu. Dicicil dahulu. Sekarang dhuhur + Ashar + Magrib. Besok ditambah lagi. Terus esok lusa ditambah lagi. Jadi lama-lama kita terbiasa shalat 5 waktu).
iyo rek, ayo jama’ah. Aku suwe gak tau shalat pisan. Rasane aku pingin shalat saiki. Bek’e mene iso patheng sholate.”jawab yang lain.(iya rek, ayo jama’ah. Aku lama gak pernah sholat juga. Rasanya aku pngin shalat sekarang. Siapa tau besok sholatnya bisa penuh).
iyo gak po-po, timbang gak tau sholat blas lho. Iyo, dicicil disik wes. Setuju aku lak ngunu.” Seseorang menimpali.(iya, tidak apa-apa, dari pada tidak pernah sholat sama sekali lho. Iya, dicicil dahulu aja. Setuju kalau begitu aku)
Tiba-tiba mataku rabun. Air mata telah membasahi kedua mataku. Aku mengalihkan pandangan ke sudut yang lain. Ya, aku. Aku yang sudah lupa tuhanku. Aku melupakan sholatku sejak januari lalu. Aku malu ya Tuhan,, Aku malu.. aku yang sedari beberapa bulan lalu engkau masih beri sejuta fasilitas untuk dapat bertahan hidup dengan sangat layak masih tetap tidak mengingatmu. Aku ingkar padamu ya tuhan. Aku lupa, aku lupa kalau aku pernah engkau beri sejuta kemudahan. Aku lupa..
Rasanya setiap nafas kini sangat berarti, setiap detik sangat bernilai. Setiap orang yang muncul dalam kehidupan ini sangat berharga. Ini nasib dan takdir yang kupilih. Dan sejak perbincangan pagi itu, aku mulai mencoba memenuhi tuntunan shalatku. Aku hanya tidak ingin menjadi hamba yang hina dan tidak tahu diri. Aku tetap bersujud kepada-Mu, Tuhanku…

 Malang, Maret 2013

Sebuah Pendar di masa lalu


Mulai menarikan jariku diatas pembaringan huruf dan angka, adalah menuliskan tentangmu.
Tentang perjalanan panjang kita.
Menuliskan tentangmu adalah bagaimana aku belajar jatuh lagi, untuk lubang yang lebih dalam.
Meski perih, lecet, tergores dinding-dinding tanah dimana aku terjatuh, aku masih bisa tersenyum setelahnya. Meski pada realita kau tak pernah berada disampingku untuk  mengusap rambutku lagi ketika aku marah .
Banyak yang mengira aku sudah menutup mata ini untuk mahluk seindah wanita, karena aku masih bertahan dengan status yang sama sampai hari ini. Mereka tidak tau, tidak pernah tau alasan itu. Bahkan alasan macam apa itu. Hanya Tuhan dan kita yang mengerti. Itulah yang membuatku bertahan tersenyum sampai pagi ini.
Mereka tidak pernah tau seberapa bahagianya kita, ketika burung-burung gereja menyanyi dibawah pohon beringin sedang kita hanya terdiam, menikmati sore yang khidmat.  Jarang terucap janji antara kita karena menjalani itu adalah sebuah janji terhadap apa yang kita percaya, sebagai akhir dari hidup, sebagai pangkal dari keyakinan akan Tuhan. Kita percaya surga.                                                                                             
Apa karna kita terlalu muda saat itu?
Menurutku usia 16 tidak terlalu muda. Meski menurutmu muda itu dibawah 40 tahun.
Kita tidak terlalu muda untuk mengerti, juga tidak terlalu tua untuk memahami apa yang terjadi akhirnya saat ini. Lebih dari 2 musim jarak yang membentang. Lebih dari tahunan cahaya yang memisahkan kita saat ini. Karena kita pernah hidup sangat dekat. lebih dari kelopak mata kita sendiri. Bahkan lebih dekat dari pada mengedipkan mata, atau terbangun dari tidur.
Kita begitu dekat, hingga banyak yang tidak bisa membedakan, itu aku atau dirimu.
Karena mata kita satu, hati kita satu.
Apa yang kau lihat adalah pencitraan indraku, apa yang kau dengar adalah rekaman untukku.
Apa yang kau katakan adalah kalimat-kalimat kita. Mereka selalu tidak bisa membedakan itu aku atau dirimu.
Kadang dirimu sepenuhnya merasuk didalam diriku, kadang sebaliknya.
Hingga kita sering ribut sendiri, siapa yang lebih mencintai diantara yang lain.
Sebelum menutup mata untuk istirat, wajahmu dan senandungmu yang menemaniku
Ketika membuka mata. Hanya wajahmu yang kulihat, atau aku akan pergi tidur lagi.
Hingga akhirnya kita tidak begitu memahami tentang apa semua ini.
Kecuali tentang kebahagiaan.
Kita belum memahami bahwa setiap tangis adalah tawa, setiap tawa adalah airmata.
Setiap pagi adalah malam
Dan setiap malam adalah penantian untuk hal yang masih kita percaya sampai saat ini.

Menulis tentangmu adalah sebuah syair  yang tak berujung, sebuah rasa syukur yang mendalam. Dan sebuah sakit yang melegakan.


Malang፣ 14 Mei 2013

Sabtu, 04 Mei 2013

Its Enought Dear, Bye…Bye…



Ya, Sudah cukup. Sudah cukup aku mengenalmu. Sudah terlalu banyak masalah yang kutimbulkan dan semuanya serasa merepotkan sebelum ini. Semua ini bermula dari reruntuhan candi-candi dan luasnya kota Jogjakarta. Bukankah kita sering mendengar kalau tiap pertemuan pasti ada perpisahan? ya, dan perpisahan itu yang ingin saya tawarkan. Lagi pula tidak bisa memiliki seutuhnya juga merupakan bayang-bayang yang selalu muncul dibelakangmu. Lantas, semua kelelahan itu harus diganjar seimpas mungkin dan pada akhirnya muncul kelegaan hati.

You are really the most wanted for me :D. entah bagaimana menuliskannya sesuai Grammar, artinya kamu itu bener-bener most wanted buat Ababil seperti aku. Bagi aku, aku yang sudah merasa terlalu mengerti arti kehidupan ini. Bagaimana sebuah kausalitas berlaku dan ketimpangan-ketimpangan itu ada. Aku hanya tidak tau bagaimana membuat kamu bener-bener ada disini :’(.

Aku yang terlalu manja dan tidak peduli dengan kehidupanmu sendiri. Menyita banyak waktu dan memunculkan beribu-ribu aturan yang harus kamu lakukan dan tidak kamu lakukan. Aku juga lupa kalau kamu seorang Individu yang bernafas sendiri dan memiliki kehidupan sendiri. Aku lupa, dan itu tampak nyata sekali. Kamu itu terlalu baik, terlalu bersikap baik untuk bisa bersamaku atau mungkin saja untuk memanfaatkanku. Aku tak tau mana tujuanmu sebenarnya, aku hanya bersikap realistis atas apa-apa yang kau tunjukkan padaku.

Setelah aku tidak menghubungimu, jaga dirimu baik-baik. Aku tidak akan lagi bertanya kabar, aktivitas dan bagaimana keadaan-keadaan disekitarmu. Aku tidak akan menghubungimu via apapun. Mengecek timeline atau apapun lah itu. kamu harus ingat tanggung jawab besarmu disini, disana dan dimanapun berada. Cepatlah mendapat grade Master, kembali ke kotamu. Ingat tanggung jawab besarmu dirumah. Tinggalkan Bandung dan jadilah manusia yang lebih baik dari saat ini. Sebelumnya kita sudah terlalu belajar banyak tentang Cultur. Jangan membawa kultur asalmu ke daerah baru dan sebaliknya. Itu bisa membuat Misperseption dan perbuatan-perbuatan salah yang lain.

Relief candi-candi, pantai, kawah, pasir berbisik, air terjun dan segala hal yang pernah kita lewati, hapus saja sudah. Semua foto dan kenangan-kenangan manis itu juga lebih baik dihapus saja. Supaya tidak ada rahasia dan supaya perihal itu tidak menjadi boomerang buat kita sendiri suatu saat nanti. Tidak ada cerita dan tidak ada kenangan. Touring keliling pulau jawa juga lebih baik dihapus saja. Semuanya,,,semua… tanpa terkecuali.:D

Aku tidak melankolis Sayang, aku hanya menyayangkan bahwa setelah ini tidak ada komunikasi. Benar-benar tidak ada komunikasi. Aku harus berjuang sebanyak usahamu untuk mandiri. Untuk membiarkan tubuhku terbang. Kita lupakan Lombok, Singapura dan Malaysia. Aku masih bisa melangkahkan kakiku sendiri kesana suatu hari nanti. Aku belajar banyak hal darimu tentang Backpacker. Tentang bagaimana bertahan hidup dengan dompet yang semakin menipis sekaligus menikmati banyak tempat pariwisata bagus disana-sini.

Aku sudah tidak mampu menulis lagi, tanganku kelu, pikiranku kosong, air mataku bercucuran tanpa izin, how can it be? Dadaku sesak, jantungku tak beraturan, bibirku tak mampu terkatup. Semuanya mengingat tentangmu, tentang kebaikan dan budi pekertimu yang tak secuil pun mampu aku balas. Ma’af,,, ma’af karena sudah merepotkanmu, menyita waktumu, menyita pekerjaanmu, menyita pikiranmu… dan menyita hatimu lebih banyak dari yang seharusnya. Ma’af beribu maaf dari abdi atas kondisi-kondisi yang njenengan tidak suka.

Where do I begin? Tuhan, jaga dia seutuhnya. dia orang baik yang telah menolong banyak orang dalam kehidupan ini. Jaga dia untuk tidak berpaling darimu, dari keluarganya, dari tanggungjawabnya, dari semua hal yang selalu menghimpitnya. Dia masih punya semangat untuk terus bertahan mengarungi setiap cobaan darimu Tuhan. Dia akan baik-baik saja, aku percaya itu.

Terima Kasih Dear
Miss You Much|Keep Fighting

Malang, 1 Mei 2013
_________>>lanjut  memutar Love Story song >.<”